Neraca Perdagangan Tercatat Surplus 4 Tahun Berturut-turut

 Zahwa Madjid
15 Mei 2024, 12:55
neraca perdagangan, ekspor, impor, surplus neraca perdagangan
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.
Ilustrasi.Penurunan surplus neraca perdagangan secara bulanan dan tahunan pada April dipengaruhi oleh defisit komoditas migas sebesar US$ 1,61 miliar.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Badan Pusat Statistik mencatatkan neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 3,56 miliar pada April 2024 atau turun US$ 1,02 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Kendati demikian, neraca perdagangan mengalami surplus selama 4 tahun berturut-turut sejak Mei 2020.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini menjelaskan, surplus pada April 2024 ditopang oleh komoditas nonmigas sebesar US$ 1,57 miliar dengan komoditas bahan bakar mineral, lemak minyak hewan nabati, besi dan baja.

Penurunan surplus secara bulanan dan tahunan dipengaruhi oleh defisit komoditas migas sebesar US$ 1,61 miliar. “Dengan komoditas penyumbang defisit hasil minyak dan minyak mentah, defisit ini lebih rendah dari bulan sebelumnya dan bulan yamg sama tahun lalu,” ujar Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (15/5).

Secara kumulatif sejak Januari 2024 hingga April 2024, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan mencapai US$ 10,97 miliar, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 16,05 miliar.

BPS mencatat, ekspor pada April 2024 mencapai US$ 19,62 miliar, turun 12,97% secara bulanan tetapi naik  1,72% secara tahunan. Sementara itu, impor tercatat sebesar US$ 16,06 miliar atau turun 10,60% secara bulanan, tetapi meningkat 4,62% secara tahunan.

“Penyumbang utama penurunan nilai impor secara bulanan dan peningkatan nilai impor secara tahunan adalah ekspor bahan baku penolong,” ujarnya.

Surplus Terpanjang Sejak 2008

Berdasarkan catatan BPS, ini bukan merupakan suprlus perdagangan secara bulanan terpanjang yang pernah ditorehkan Indonesia. Indonesia pernah mengalami surplus neraca perdagangan selama 150 bukan berturut-turun, sejak bulan Juni 1995 hingga April 2008.

“Namun terakhir surplus beruntun cuma bertahan 28 bulan, yakni pada Januari 2016 hingga Juni 2017,” ujar Pudji.

Sejak Mei 2020, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan barang sebesar US$ 157,21 miliar. Dalam 48 bulan terakhir, komponen migas defisit US$ 66,93 miliar. sedangkan komponen nonmigas berhasil surplus US$ 224,15 miliar.

Tiga negara penyumbang utama nerper selama 48 bulan terakhir AS sebesar US$ 54,24 miliar, dengan India sebesar US$ 42,74 miliat, dan Filipina sebesar US$ 34,81 miliar.

“Tiga negara definisi terdalam adalah dengan Brasil US$ 9,64 miliar usd, Singapura US$18,91 miliar dan Australia US$ 21,35 miliar,” ujarnya.

Reporter: Zahwa Madjid
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...