Toyota soal Penjualan Mobil Anjlok 20%: Akibat Pemilu dan Lebaran
PT Toyota Astra Motor mencatat penjualan Toyota dan Lexus turun 24,4% secara tahunan pada empat bulan pertama 2024 menjadi 81.539 unit. Pemilihan Umum 2024 diduga menjadi salah satu faktor turunnya penjualan.
Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, ada penyusutan pasar otomotif secara nasional, antara lain akibat Pemilu 2024. Menurutnya, Pesta Demokrasi membuat konsumen menahan pembelian kendaraan untuk melihat arah kebijakan pemerintah.
"Selain itu, masa libur Lebaran 2024 pada akhir Maret sampai awal April 2024 juga mengurangi waktu efektif transaksi penjualan mobil," kata Anton kepada Katadata.co.id, Kamis (16/5).
Walau demikian, Anton mengatakan pangsa pasar Toyota berhasil naik 1,1% pada Januari-April 2024 dari 30,9% pada Januari-April 2023 menjadi 32%. Adapun angsa pasar mobil di bawah grup PT Astra International Tbk mencapai 55,3% pada empat bulan pertama tahun ini.
Emiten perdagangan umum berkode ASII ini mendata penjualan mobil per April 2024 susut hingga 23,4% secara tahunan menjadi 26.531 unit. Dengan demikian, penjualan mobil Astra pada Januari-April 2024 turun 20,8% secara tahunan dari 183.972 unit pada tahun lalu menjadi 145.718 unit.
Anton mengatakan, Toyota masih menyiapkan beberapa kejutan bagi konsumen di dalam negeri, seperti produk dan layanan baru. Oleh karena itu, Anton optimistis performa penjualan Toyota di dalam negeri masih dapat tumbuh positif pada tahun ini.
"Ini masih Mei 2024, kami masih berharap pasar ke depan bisa tumbuh positif," katanya.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto sebelumnya menjelaskan, penjualan yang turun pada tahun ini menunjukkan kondisi permintaan pasar yang melemah. Menurut dia, memang terjadi pergeseran pembelian mobil dari konvensional ke listrik. Namun, ia menilai angkanya belum signifikan.
"Pergeseran sudah ada, tetapi belum signifikan. Harga-harga mobil listrik masih lebih mahal. Infrastruktur dan stasiun pengisian bahan bakar juga masih harus ditambah dimana-mana," ujar Jongkie kepada Katadata.co.id, Rabu (15/5).
Selain masalah infrastruktur, menurut dia, masyarakat juga masih mempertimbangkan harga jual kembali dari mobil listrik. Oleh karena itu, ia memprediksi, masuknya sejumlah produsen mobil listrik dari Cina belum akan menggerus pasar mobil konvensional secara signifikan dalam waktu dekat.
Kinerja penjualan mobil domestik secara keseluruhan terutama jeblok pada bulan ini yang tercatat hanya mencapai 48.637 unit. Jumlah tersebut turun 34,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Penjualan mobil Astra juga turun cukup signifikan dari 40,298 unit pada Maret menjadi 26.531 unit pada April.
Jongkie menilai, penjualan mobil yang turun cukup signifikan pada bulan lalu tak hanya disebabkan permintaan yang lemah. Banyaknya hari libur pada bulan lalu karena momentum Idul Fitri juga mempengaruhi anjloknya penjualan mobil.