Konsentrat Tembaga dari Papua Tiba di Smelter Freeport Gresik

Agustiyanti
22 Juni 2024, 19:17
smelter, freeport
ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/aww.
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Sabtu (25/5/2024). Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan mesin dan fasilitas pendukung Smelter siap untuk beroperasi pada minggu pertama bulan Juni 2024.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Smelter baru PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur akan segera beroperasi pada bulan ini. Konsentrat tembaga dari Mimika Papua Tengah yang akan dimurnikan di smelter tersebut telah tiba pada Jumat (22/6). 

Kapal Mother Vessel (MV) Unitama Lily mengangkut 22 ribu ton konsentrat tembaga dari pelabuhan Amamapare, Mimika, Papua Tengah. Sebanyak 10.000 ton dimurnikan di smelter pertama PTFI yaitu PT Smelting, sedangkan 12.000 ton menjadi pasokan utama smelter baru PTFI yang beroperasi bulan ini.

Konsentrat kemudian akan dipindahkan dan ditempatkan dalam Concentrate Barn sebelum diproses lebih lanjut di Flash Smelting Furnace (FSF).

Secara garis besar terdapat tiga proses yang harus dilalui konsentrat sebelum menjadi lembaran katoda tembaga, yakni proses material handling konsentrat, proses peleburan di Furnace dan pemurnian di Electrorefinery.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya menjelaskan,  smelter di Gresik akan mulai melakukan produksi pada Agustus 2024, tetapi baru akan berjalan penuh pada Desember 2024. "Kami harus memastikan semua sistem berjalan dengan layak setelah mesin produksi dinyalakan. Proses itu memerlukan waktu 6-10 minggu, jadi pada Agustus 2024 baru diproduksi katoda tembaga pertama," kata Tony dalam Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2024 sesi "Empowering Indonesia's Industrial Transformation for Tomorrow" di Jakarta, Selasa (5/3).

Tony mengatakan, waktu pembangunan smelter Gresik menjadi tantangan terbesar perseroan dalam meningkatkan investasi di dalam negeri. Pemerintah membatasi waktu pembangunan hanya lima tahun. "Namun waktu pembangunan jadi 6 tahun karena ada pandemi Covid-19. Jadwalnya ketat dan sangat agresif, tapi kami bisa menyelesaikan pembangunan smelter tersebut tepat waktu," katanya.

Freeport Indonesia telah menanamkan investasi hingga US$ 3,1 miliar atau setara Rp 48 triliun per akhir Desember 2023. Smelter tembaga dengan Single Line Design terbesar di dunia ini nantinya mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.

Produk utama smelter adalah katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta PGM (Platinum Group Metal). Produk samping antara lain asam sulfat, gipsum, dan timbal. Tony mengaku telah secara aktif mempromosikan tambahan produksi tembaga dari smelter Gresik ke pelanggan Freeport Indonesia.

Selain itu, ia mengajak pelanggan Freeport Indonesia untuk membangun pabrik di Gresik. Menurut dia, telah ada pabrik yang langsung menyerap hasil produksi smelter di Gresik setelah beroperasi nanti. Pabrik tersebut berlokasi di Gresik dan merupakan hasil investasi dari Cina.

"Akan ada perusahaan Cina yang memproduksi lembaran tembaga dan membutuhkan 100.000 ton katoda tembaga per tahun," ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...