Jokowi Pamer Peringkat Daya Saing RI Kalahkan Inggris dan Jepang

Muhamad Fajar Riyandanu
24 Juni 2024, 15:22
daya saing, jokowi, peringkat daya saing
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024). Dalam Rakornas pengendalian inflasi yang bertemakan Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga itu Presiden Joko Widodo mengatakan inflasi Indonesia pada Mei 2024 berada di angka 2,84 persen dan merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Joko Widodo memamerkan peringkat daya saing Indonesia yang naik ke posisi ke-27 pada tahun ini, dari posisi ke-34 pada tahun lalu. Jokowi menyebut, Indonesia berhasil mengalahkan Inggris dan Jepang.

“Saya senang kita mengalahkan Inggris yang berada di peringkat ke- 28, Malaysia di 34, Jepang di 38, Filipina di 52 dan Turki di 53,” kata Jokowi ketika menyampaikan arahan dalam Sidang Kabinet Paripurna terkait Perekonomian Terkini, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6). 

Berdasarkan riset Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking (WCR) 2024,  Indonesia bahkan masuk tiga besar negara di ASEAN dengan peringkat daya saing tertinggi, setelah Singapura di posisi ke-1 dan Thiland di posisi ke-25. 

“Ini yang patut kita syukuri karena dari sinilah kita tahu di mana kita berada. Tidak mudah memperbaiki ranking di tengah dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini,” ujar Jokowi.

Jokowi menyampaikan terjadi tren penurunan peringkat daya saing beberapa negara seperti Jepang dan Malaysia. Jepang berada di posisi 38 atau turun 3 peringkat, sedangkan Malaysia berada di posisi 34 atau turun 7 peringkat.

Ia menjelaskan, penurunan peringkat daya saing sebuah negara turut dipengaruhi oleh masalah stabilitas politik domestik yang menjadi salah satu faktor pemicu pelemahan nilai tukar mata uang terhadap kurs asing.

"Malaysia turun peringkat karena pelemahan mata uang dan masalah stabilitas politik. Artinya apa? stabilitas politik itu penting," ujarnya.

Oleh karena itu, Jokowi meminta para anggota Kabinet Indonesia Maju untuk mendorong transformasi pada sektor kesehatan dan pendidikan. Dia menuturkan, sektor kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih lemah secara global karena keterbatasan infrastruktur.

IMD mengukur komponen sektor kesehatan dan pendidikan dalam tingkat daya saing Indonesia masih berada level rendah. Sektor kesehatan berada di level 61, pendidikan dan sains di level 45 dan teknologi di level 32.

"Ini yang harus menjadi perhatian kita semua agar competitiveness ranking kita setiap tahun bisa terus diperbaiki. Saya kira ada dua hal, kesehatan dan pendidikan harus jadi fokus utama pemerintah ke depan," ujar Jokowi



Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...