Pengusaha Sebut Hilirisasi Rumput Laut Dapat Stabilkan Harga

Andi M. Arief
25 Juni 2024, 16:27
Petambak memanen rumput laut jenis gracilaria di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (16/8/2023).
ANTARA FOTO/Arnas Padda/aww.
Petambak memanen rumput laut jenis gracilaria di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (16/8/2023).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Asosiasi Rumput Laut Indonesia atau ARLI menyebut salah satu tujuan program hilirisasi rumput laut adalah stabilisasi harga di dalam negeri. Sebab, pasar domestik sangat dipengaruhi permintaan ekspor, khususnya Cina.

Dalam catatannya, Wakil Ketua ARLI Pontas Tambunan mengatakan sebanyak 70% pasar ekspor rumput laut nasional ditopang oleh Negeri Panda. "Umumnya, harga rumput laut lokal turun karena permintaan ekspor turun," kata Pontas di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (25/6).

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan ada beberapa produk hilirisasi rumput laut yang dipertimbangkan pemerintah, seperti biostimulan. Zat ini berfungsi sebagai nutrisiuntuk mendorong pertumbuhan tanaman

Produk lainnya adalah kemasan ramah lingkungan berbasis rumput laut yang cepat terurai. "Kami juga akan masuk ke pakan ternak. Rumput laut dapat menggantikan 40% pakan yang digunakan untuk ternak," kata Putu.

Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kemenperin Dyan Garnet PS mengatakan proses hilirisasi rumput laut masih panjang. Pemerintah masih belum memproyeksikan realisasi investasi dalam jumlah besar.

Berdasarkan data Kemenperin, total potensi lahan rumput laut mencapai 12,2 juta hektare di dalam negeri. Luas area yang tertanam rumput laut saat ini baru sekitar 272.000 hektare.

"Target penanaman 1 juta hektare rumput laut saja belum tercapai. Karena itu, investasi di industri rumput laut harus didorong melalui kegiatan budidaya rumput laut oleh korporasi," kata Dyan.

Pemerintah berencana membuat pilot project budidaya rumput laut seluas 50 ribu hektare di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Hasil produksi proyek tersebut akan menjadi bahan baku pabrik pupuk organik.

Proyek tersebut akan dimulai pada tahun ini dengan fokus budidaya rumput laut dan berpotensi diperluas menjadi 100 ribu hektare jika dinilai berhasil.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marinves Mochammad Firman Hidayat mencatat, pilot project itu akan menelan investasi senilai US$ 2 juta atau Rp 31,06 miliar. Program ini merupakan bagian dari hilirisasi rumput laut dengan target luas lahan budidaya 1,2 juta hektare.

Menurut dia, nilai investasi hilirisasi rumput laut jauh lebih murah dibandingkan dengan hilirisasi nikel. Nilai investasi untuk pengembangan 1,2 juta hektar hanya membutuhkan US$ 48 juta atau Rp 745,58 miliar.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...