Harga Cabai Berpotensi Melonjak Tembus Rp 70 Ribu Gara-gara El Nino

Andi M. Arief
11 Juli 2024, 17:37
harga cabai, cabai
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.
Pedagang menata cabai dagangannya di kawasan Pasar Bina Usaha (PBU) Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Senin (8/7/2024). Menurut pedagang harga cabai merah sejak sepekan terakhir turun dari Rp80.000 per kilogram menjadi Rp45.000 hingga Rp35.000 per kilogram disebabkan melimpahnya pasokan cabai dari petani.
Button AI Summarize

Asosiasi Champion Cabai Indonesia atau ACCI memproyeksikan harga cabai berpotensi menembus Rp 70.000 per kilogram pada kuartal ketiga tahun ini. Menurut asosiasi para petani tersebut, kenaikan harga akan dipicu kondisi cuaca hingga September 2024.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi El Nino berpotensi terus terjadi hingga Agustus 2024. Dengan demikian, panen maupun tanam cabai pada Juli-Agustus 2024 terancam gagal karena kekeringan.

"Akan terjadi defisit cabai yang luar biasa secara nasional kalau tidak diantisipasi dengan baik. Kuartal ketiga harus dilalui dengan penuh kehati-hatian," kata Ketua ACCI Tunov Mondro Atmodjo kepada Katadata.co.id, Kamis (11/7).

Badan Pangan Nasional mendata rata-rata nasional harga cabai merah keriting mencapai Rp 46.190 per kilogram hari ini, Kamis (11/7). Sementara itu, rata-rata nasional cabai rawit merah senilai Rp 52.590 per kg.

El Nino dapat membuat harga cabai merah keriting naik lebih dari 51,54% dan harga cabai rawit merah tumbuh lebih dari 33,1%. Tunov menilai. harga cabai akan tidak bisa dikendalikan jika menembus Rp 75.000 per kg.

Oleh karena itu, Tunov mengatakan pemerintah masih dapat memitigasi harga cabai agar masih bisa dikendalikan jika EL Nino berlanjut hingga Agustus 2024. Tunov mengaku petani cabai kini telah mendapatkan bantuan untuk menyiapkan mitigasi El Nino.

Pertama, penambahan produksi dari lahan seluas 2.000 hektare bersama Kementerian Pertanian. Tunov mencatat lahan tersebut akan dikhususkan untuk membantu mengisi permintaan yang terganggu akibat El Nino.

Menurutnya, lahan tambahan tersebut tersebar di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Adapun kelebihan produksi tersebut akan dicadangkan jika cuaca hingga September 2024 mendukung proses produksi cabai.

"Paling tidak produksi dari lahan tambahan bisa memberi efek ke daerah-daerah yang defisit cabai akibat El Nino," katanya.

Kedua, penambahan sumur bor di daerah-daerah sentra oleh Bank Indonesia. Tunov menyampaikan sumur bor tersebut dibangun di daerah sentra yang kemungkinan mengalami kekeringan akibat El Nino.

Tunov berpendapat dua langkah tersebut akan membuat pemerintah mampu menahan harga cabai tidak menembus Rp 75.000 per kg. Oleh karena itu, Tunov mengatakan konsolidasi antara petani dan pemerintah menjadi kunci pengendalian harga cabai pada kuartal ketiga tahun ini.

"Jika konsolidasi persiapan El Nino berjalan baik, saya kira harga cabai di dalam negeri masih aman," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...