Pemerintah Siapkan Studi Proyek Giant Sea Wall Utara Jawa

Andi M. Arief
24 Juli 2024, 13:29
giant sea wall,
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Sejumlah warga beraktivitas di sekitar tanggul raksasa (Giant Sea Wall) di wilayah pesisir Cilincing, Jakarta Utara, Selasa, (3/8/2021).
Button AI Summarize

Pemerintah tengah menyiapkan studi terkait proyek rencana pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) di pesisir utara Pulau Jawa. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, proyek ini didukung oleh pemerintahan saat ini dan selanjutnya. 

"Studi sedang kita siapkan dan ini akan kita lanjutkan," kata Airlangga dalam Tatap Muka – Orasi Ilmiah BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek dan Inovasi menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Selasa.

Airlangga mengatakan, proyek ini penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah yang terjadi setiap tahun di wilayah tersebut.

"Proyek strategis nasional bapak presiden terpilih (Prabowo Subianto) mendorong bahwa utara Jawa yang setiap tahun ada climate change dan land subsidence," ujar dia.

Proyek tanggul laut raksasa ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi wilayah pesisir utara Jawa dari ancaman banjir dan abrasi. Proyek tersebut juga akan mendukung keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

"Kita akan terus mendorong pembangunan giant sea wall  di utara Jawa sehingga dengan demikian kemiskinan utara Jawa 55 juta akan selesai," katanya.

Pemerintah sebelumnya berencana membangun tanggul pantai dan tanggul laut sebagai salah satu proyek jangka panjang. Megaproyek tersebut dibuat guna mengatasi adanya ancaman dari banjir rob dan penurunan muka tanah (land obsidence) di wilayah utara Pulau Jawa.

Untuk proyek giant sea wall di wilayah Jakarta, ada tiga tahapan atau fase pembangunan. Fase pertama dimulai dengan pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta.

Kemudian fase kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2030.

Fase ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040.

Jika laju penurunan tanah tetap terjadi setelah tahun 2040, maka konsep tanggul laut terbuka akan dimodifikasi menjadi tanggul laut tertutup.

Berdasarkan beberapa kajian, Menko Airlangga menyampaikan estimasi kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun, dan dapat meningkat terus setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depannya.

Sedangkan estimasi kebutuhan anggaran untuk proyek fase pertama sebesar Rp164,1 triliun. Pembiayaan proyek menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Airlangga menjelaskan bahwa Pulau Jawa yang berperan sebagai kontributor nasional terhadap PDB terbesar saat ini sedang menghadapi tantangan berupa erosi, abrasi, banjir, dan penurunan permukaan tanah, terutama di wilayah pesisir pantai utara Jawa.

Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...