Pemerintah Nilai Masa Pilkada akan Jadi Momen Kritis Pangan

Agustiyanti
4 September 2024, 15:08
beras, masa paceklik, bapanas, pilkada
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.
Petani memanen padi di areal sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimis produksi beras nasional pada periode Agustus- Oktober 2024 diproyeksikan mengalami kenaikan mencapai 8,3 juta ton dibanding produksi beras nasional di periode yang sama tahun 2023 sebesar 2,5 juta ton, kenaikan produksi tersebut akibat fenomena La Nina yang dapat menguntungkan bagi sektor pertanian.
Button AI Summarize

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menilai, Pemilihan Kepala Daerah Serentak akan menjadi momen kritis pangan. Ini karena produksi beras nasional akan memasuki masa paceklik mulai November 2024 sampai Februari 2025.

Oleh karena itu, Arief menargetkan Cadangan Beras Pemerintah harus mencapai 2 juta ton pada akhir tahun ini. Ini karena, Ramadan 2025 akan dimulai setelah masa paceklik tersebut berakhir pada Maret 2025.

"Kami sudah sampaikan kepada tim dari presiden terpilih jangan sampai pasokan beras nasional kritis saat pergantian pimpinan negara pada Oktober," kata Arief dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Rabu (4/9).

Arief mencatat, Cadangan Beras Pemerintah yang dikelola Perum Bulog saat ini hanya 1,35 juta ton. Adapun defisit neraca produksi pada Januari-Oktober 2024 mencapai 1,6 juta ton.

Badan Pusat Statistik meramalkan produksi beras pada Agustus-Oktober 2024 akan surplus sekitar 1 juta ton. Namun Arief memproyeksikan neraca produksi pada Januari-Februari 2025 akan defisit hingga 3 juta ton

Dengan demikian, defisit neraca produksi beras nasional dapat ditangani jika Bulog dapat menjaga CBP sejumlah 2 juta ton pada akhir tahun ini. Arief pun mengingatkan pemangku kepentingan untuk bergerak cepat dalam mengamankan pasokan beras nasional.

"Cadangan pemerintah yang dikelola Bulog menjadi penting saat ini. Pencadangan beras ini tidak boleh terlambat, dan saya rasa Bulog mempersiapkan dengan baik," katanya.

 Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi sebelumnya menjelaskan masa paceklik terjadi karena pergeseran musim penghujan dari September 2024 menjadi akhir Oktober 2024. Alhasil, masa panen padi bergeser dari November 2024 menjadi Januari 2024

Beras hasil panen baru dapat memasuki pasar pada Maret 2025 lantaran harus melalui proses pengeringan selama sebulan. "Pada Maret 2025 bertepatan dengan Bulan Suci Ramadan. Maka dari itu, Bulog bersiap untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras pada November 2024 sampai Februari 2025," kata Bayu di kantornya, Jumat (30/8).

Bayu mengingatkan, hujan berpotensi mengguyur sepanjang Februari 2025 karena pergeseran musim penghujan. Oleh karena itu, ia memperkirakan, beras hasil panen Januari 2025 baru dapat dinikmati masyarakat pada April 2025.

Bayu pun berencana melakukan pengawasan intens distribusi beras Bulog ke penjuru negeri hingga akhir tahun. Ini karena pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan pada masa paceklik tersebut, tepatnya pada Oktober dan Desember 2024.

Bantuan pangan tersebut akan disalurkan pada 22 juta keluarga penerima manfaat sebesar 10 kilogram. Adapun keluarga penerima manfaat umumnya masyarakat berpendapatan rendah

"Kelompok masyarakat berpendapatan rendah paling rendah dengan kenaikkan harga. Jadi, kami akan berusaha membuat beras untuk kelompok tersebut tersedia," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...