Risiko Cuaca Ekstrem, Menhub Dudy Peringatkan Operator Penyeberangan
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengingatkan operator penyeberangan terkait potensi gelombang tinggi pada musim liburan Natal dan Tahun Baru atau Nataru 2024/2025. Dudy pun memberikan peringatan secara khusus pada operator Pelabuhan Merak-Bakauheni lantaran menjadi titik yang berpotensi terjadi kepadatan.
Ia memproyeksikan pergerakan kapal penyeberangan secara nasional akan naik hampir 30% selama Nataru 2024/2025. Kondisi tersebut diperburuk dengan perkiraan meningkatnya intensitas hujan sekitar 20% dari kondisi normal akibat La Nina lemah.
"Kondisi cuaca ini akan mempengaruhi jadwal keberangkatan dan kedatangan kapal. Kami harus menjaga aktivitas penyeberangan demi keselamatan penumpang,” kata Dudy dalam keterangan resmi, Senin (9/12).
Karena itu, Dudy mengimbau agar para operator mengantisipasi cuaca ekstrem pada Nataru 2024/2025. Ia pun meminta agar operator berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika terkait proyeksi gelombang laut sebelum berlayar.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya memproyeksikan, curah hujan pada akhir tahun ini lebih tinggi 20% secara tahunan akibat musim penghujan yang disertai La Nina lemah. Karena itu, Dwikorita mengimbau masyarakat berhati melalui jalan yang menyeberangi sungai.
Dwikorita menjelaskan, puncak musim hujan di Pulau Jawa bagian selatan akan terjadi pada akhir bulan ini, sedangkan puncak musim hujan pada bagian tengah hingga utara Pulau Jawa diprediksi terjadi pada Januari 2025.
Kemenhub memprediksi pergerakan masyarakat selama Nataru 2024/2025 akan terjadi sejak 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025. BMKG memperkirakan curah hujan akan cukup tinggi pada periode tersebut. Nataru 2024/2025 akan mengalami curah hujan yang cukup tinggi.
Dwikorita mengatakan, curah hujan tinggi akan diperburuk dengan meningkatnya kecepatan angin pada akhir tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor, yakni turunnya udara dingin dari Siberia dan bergeraknya gerombolan awan dari Samudera Hindia ke dalam negeri.
Ia melihat, udara dingin dari Siberia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia. Menurutnya, seluruh angin dingin tersebut akan tiba di dalam negeri pada 20-29 Desember 2024. Selain angin dingin, Dwikorita mendeteksi adanya gerombolan awan yang bergerak dari Samudra Hindia ke dalam negeri. Menurutnya, fenomena tersebut menyebabkan curah hujan saat ini sudah mulai tinggi dari yang seharusnya.
Dwikorita menilai gerombolan awan tersebut akan menambah curah hujan yang sudah meningkat 20% lebih besar dari biasanya di Pulau Sumatra dan Jawa kalau tiba di dalam negeri antara 20 Desember 2024 sampai 5 Januari 2025. Karena itu, Dwikorita berharap gerombolan awan tersebut sudah bergeser pada 20-28 Desember 2024 ke wilayah timur Indonesia.
"Ini poin yang menjadi kesiapsiagaan kami. Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengantisipasi kombinasi fenomena alam ini," katanya.