Suhu di Makkah Capai 51 Derajat Celsius, Ratusan Jamaah Haji Meninggal

Happy Fajrian
18 Juni 2024, 21:58
haji, makkah, arab saudi, panas ekstrem, cuaca ekstrem, cuaca panas, suhu ekstrem
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Haji Indonesia memanjatkan doa saat wukuf di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (15/6/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Ratusan jamaah haji dilaporkan meninggal dunia seiring serangan panas menyengat di Mekkah, Arab Saudi, dengan suhu udara mencapai 51,8 derajat Celsius. Mayoritas jamaah yang meninggal berasal dari Indonesia meski serangan panas bukan menjadi penyebab utama.

Kantor berita negara Tunisia, Agence Tunis-Afrique-Presse melaporkan 23 warga negara Tunisia meninggal saat menunaikan ibadah haji tahun ini dengan sejumlah keluarga masih mencari kerabatnya yang hilang di rumah sakit Arab Saudi. Di media sosial, anggota keluarga korban mengatakan kematian disebabkan panas ekstrem.

Kementerian Luar Negeri Yordania melaporkan enam warganya meninggal karena sengatan panas selama haji. Kemudian dikatakan pula bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 14, tetapi tidak disebutkan alasan kematian berikutnya.

Sementara itu kantor berita negara Iran, IRINN, melaporkan 11 warga negara Iran meninggal dan 24 dirawat di rumah sakit selama haji. Namun tidak disebutkan apa penyebab kematiannya. Tiga warga negara Senegal juga meninggal selama haji, menurut laporan Agence de Presse Sénégalaise, pada Senin.

Sedangkan 144 warga negara Indonesia meninggal selama haji, menurut data yang dibagikan Kementerian Kesehatan Indonesia kepada Reuters. Data tersebut tidak menjelaskan apakah ada kematian yang disebabkan oleh sengatan panas.

Kepanikan, kebakaran tenda, dan kecelakaan lainnya telah menyebabkan ratusan kematian selama haji dalam 30 tahun terakhir, yang memaksa pemerintah Saudi untuk membangun infrastruktur baru. Pihak berwenang kini menghadapi tantangan baru dalam melindungi jamaah haji dari panas ekstrem.

Sebuah studi tahun 2024 oleh Journal of Travel and Medicine menemukan bahwa di tengah meningkatnya suhu global, memburuknya panas mungkin lebih cepat daripada strategi mitigasi.

Sementara sebuah studi yang dikeluarkan pada 2019 oleh Geophysical Research Letters mengatakan bahwa ketika suhu meningkat di Arab Saudi yang sudah gersang karena perubahan iklim, jamaah haji akan menghadapi "bahaya ekstrem".

Seorang pejabat kesehatan Saudi mengatakan bahwa pihak berwenang tidak melihat adanya kematian yang tidak biasa di antara jamaah haji yang melaksanakan haji selama suhu yang sangat tinggi.

“Alhamdulillah, kami belum melihat adanya angka morbiditas dan mortalitas yang tidak normal atau menyimpang dari angka normal,” kata Jameel Abualenain, kepala direktorat darurat Kementerian Kesehatan seperti dikutip Reuters.

Sejauh ini, kementerian telah merawat lebih dari 2.700 jamaah haji yang menderita penyakit akibat panas, tambahnya. "Haji adalah tugas yang sulit, jadi Anda harus mengerahkan upaya dan melakukan ritual bahkan dalam kondisi panas dan berdesakan," kata seorang jamaah haji Mesir kepada Reuters.

Jamaah haji menggunakan payung untuk melindungi diri dari matahari, sementara otoritas Saudi telah mengeluarkan peringatan kepada jamaah haji untuk tetap terhidrasi dan menghindari berada di luar ruangan selama jam-jam terpanas di siang hari antara pukul 11 ​​pagi dan 3 sore.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...