Smelter Tembaga Freeport Baru Bisa Beroperasi Akhir Semester I 2025

Mela Syaharani
3 Januari 2025, 19:47
Freeport, Smelter Gresik
Freeport Indonesia
Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas di Smelter Gresik.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Freeport Indonesia menyatakan, kegiatan operasi pada fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga mereka di JIIPE, Gresik masih dihentikan buntut terjadinya kebakaran di smelter tersebut pada Oktober 2024. Smelter Gresik pun diperkirakan baru dapat beroperasi pada akhir semester I 2025.

“Berdasarkan rencana perbaikan fasilitas yang terdampak, diperkirakan ramp-up operasi smelter PTFI dapat dimulai pada akhir semester pertama 2025,” kata VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati saat dihubungi Katadata.co.id pada Jumat (3/1).

Katri mengatakan dengan kondisi tersebut akan berdampak pada kapasitas penyimpanan konsentrat milik PTFI, baik yang ada di pelabuhan Amamapare maupun di Smelter PTFI akan penuh dalam beberapa waktu ke depan. 

Smelter tembaga ini berfungsi untuk mengolah konsentrat tembaga yang ditambang oleh PTFI di Papua. Selama smelter belum bisa beroperasi, PTFI mengekspor konsentrat tembaga tersebut ke luar negeri.

“Untuk mempertahankan tingkat operasi produksi penambangan/pengolahan serta kontribusi keuangan PTFI kepada negara, kami tengah berdiskusi dengan pemerintah untuk melakukan penjualan konsentrat yang semestinya dimurnikan di Smelter PTFI ke luar negeri sampai Smelter PTFI beroperasi penuh 100%.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebelumnya menyebut, potensi perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga untuk PTFI dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara atau Amman. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut, dua perusahaan tersebut diproyeksikan mendapatkan relaksasi pada awal 2025.

Bahlil mengakui konsentrat tembaga Indonesia memang sudah tidak boleh diekspor lagi. Namun, relaksasi ini bertujuan untuk memberi kesempatan bagi perusahaan tambang dalam menyelesaikan proyek pabrik pengolahan dan pemurnian alias smelter.  

Relaksasi ini sebelumnya telah diperpanjang hingga 31 Desember 2024 melalui revisi Permendag No. 10 Tahun 2024. Namun, ketentuan ini belum bisa ditegakkan sepenuhnya karena bergantung pada puncak produksi pabrik smelter mereka.  

“Puncak produksinya itu diagendakan terjadi pada Desember 2024. Kalau pabriknya belum bisa produksi 100% karena hal yang bisa dipertanggung jawabkan, sehingga kemungkinan relaksasi akan diberikan satu hingga dua bulan,” kata Bahlil saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Minggu (13/10/2024).

Izin ekspor konsentrat dan lumpur anoda PTFI berakhir pada 31 Mei 2024, kemudian pemerintah memperpanjang relaksasi ekspor tembaga hingga 31 Desember 2024.

Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...