Bulog Dapat Anggaran Rp 39 T untuk Serap 3 Juta Ton Beras

Andi M. Arief
31 Januari 2025, 14:44
beras, bulog, gabah
ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/YU
Pekerja menyusun beras di gudang Bulog Pasirhalang, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (19/4/2024). Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat stok beras Bulog nasional hingga (16/4) mencapai 1.231.434 ton dan stok tersebut belum memenuhi target pemerintah yang mencapai tiga juta ton.

Ringkasan

  • Pemerintah mengalokasikan Rp39 triliun untuk menyerap 3 juta ton beras lokal pada Februari-April 2025, yang dikelola oleh Bulog dengan harga pembelian Rp6.500/kg untuk Gabah Kering Panen.
  • Dana tersebut terdiri dari Rp23 triliun yang sudah dipegang Bulog dan Rp16,6 triliun yang akan ditambahkan dari APBN.
  • Bulog berencana menyerap beras dan gabah setara beras sekitar 4,1 juta ton, termasuk 1,5 juta ton beras, 1,2 juta ton Gabah Kering Panen, dan 1,4 juta ton Gabah Kering Giling.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah mengalokasikan anggaran mencapai Rp 39 triliun untuk menyerap 3 juta ton beras lokal pada Februari-April 2025. Seluruh dana tersebut diserahkan kepada Perum Bulog untuk melakukan pembelian gabah ke petani lokal.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mencatat, Bulog sudah memegang dana untuk menyerap beras lokal senilai Rp 23 triliun. Selain itu, Kementerian Keuangan telah menyetujui untuk menambah anggaran senilai Rp 16,6 triliun dalam Rapat Koordinasi Terbatas tentang Pangan hari ini, Jumat (31/1).

"Jadi, tidak ada alasan Bulog tidak dapat membeli dengan harga yang sudah ditentukan pemerintah senilai Rp 6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen," kata Zulhas di kantornya, Jumat (31/1).

Direktur Utama Bulog Wahyu Suparyono mengatakan, pihaknya akan menerima dana tambahan dari pemerintah senilai Rp 16,6 triliun. Namun, ia belum dapat menjelaskan  kapan transfer dana segar tersebut akan masuk ke rekening Bulog.

Menurutnya, seluruh dana pengadaan beras lokal sekitar Rp 39 triliun akan berbentuk rupiah murni sehingga dapat langsung dibelanjakan untuk mempertebal Cadangan Beras Pemerintah.

"Uangnya belum turun, masih harus dibahas dulu. Artinya, harus ada proses surat-menyurat dulu antar lembaga. Saya tidak tahu uangnya akan disalurkan dari mana, yang pasti sumber dana dari APBN," kata Wahyu.

Harga pembelian pemerintah atau HPP untuk gabah kering panen ditetapkan sebesar Rp 6.500 per kilogram, sedangkan beras dari pabrik akan dibeli Bulog seharga Rp 12 ribu per kilogram.

Kesiapan Gudang Bulog

Wahyu mengatakan, tambahan anggaran senilai Rp 39 triliun sudah termasuk biaya sewa gudang tambahan. Sebab, ruang gudang Bulog yang kosong saat ini sekitar 1,3 juta ton, sedangkan Bulog akan menyerap beras dan gabah setara beras sekitar 4,1 juta ton.

Ia berencana menyerap 1,5 juta ton beras, 1,2 juta ton Gabah Kering Panen, dan sekitar 1,4 juta ton Gabah Kering Giling. Wahyu mengatakan penyerapan gabah dan beras tersebut akan sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah, yakni Rp 6.500 per kg untuk GKP dan Rp 12.000 untuk beras.

Wahyu mencatat, telah mendapat komitmen gudang tambahan berkapasitas 746.000 ton dari PT Rajawali Nusantara Indonesia atau ID Food, Kementerian Perdagangan, TNI, dan mitra penggilingan. Alhasil, Bulog masih membutuhkan ruang penyimpanan berkapasitas sekitar 2 juta ton selama Februari-April 2025.

"Kami akan menyewa gudang dari pihak swasta dan penggilingan yang berafiliasi dengan Bulog. Anggaran untuk sewa tersebut sudah termasuk di tambahan anggaran," katanya.

Reporter: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...