5 Fakta Pabrik Emas Freeport yang Diresmikan Prabowo, Terbesar di Dunia


Presiden Prabowo Subianto meresmikan pabrik pemurnian dan pengolahan emas melalui Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, pada Senin (17/3).
"Bapak Presiden dijadwalkan berangkat pada siang hari menuju Kabupaten Gresik untuk meresmikan pabrik Precious Metal Refinery (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI),” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, Senin (17/3).
1. Fasilitas Pemurnian Terbesar di Dunia
PMR merupakan fasilitas pemurnian lumpur anoda terbesar di dunia yang menggunakan proses hydrometallurgy. Yusuf menyebut bahwa PMR menjadi fasilitas pemurnian emas modern pertama di dunia yang terintegrasi dari hulu, yakni pertambangan dan pengolahan, hingga hilir atau pemurnian.
PMR juga menjadi bagian dari pembangunan smelter tembaga milik PTFI di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik. Fasilitas ini berfungsi untuk mengolah lumpur anoda dari hasil pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak. Kapasitas produksi emas mencapai 52 ton per tahun dari hasil olahan lumpur anoda sebanyak 6.000 ton per tahun.
2. Investasi Rp 68,79 Triliun
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan bahwa total biaya pembangunan Smelter Tembaga dan seluruh komponennya mencapai US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 68,79 triliun.
“Untuk smelter tembaga sekitar US$ 3 miliar, kemudian ada fasilitas desalinasi serta fasilitas PMR untuk memurnikan emas dan perak,” ujar Tony dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (13/3).
3. Pembangunan Pabrik Berlanjut Meski Ada Kebakaran
Meskipun sempat terjadi kebakaran di pabrik asam sulfat, Tony menegaskan bahwa aktivitas di PMR tetap berjalan.
“Pembangunan pabrik ini terus dilanjutkan, dan pada 30 Desember 2024 sudah mulai memproduksi emas batangan,” katanya.
Pada 7 Maret 2025, PTFI telah memproduksi dan menjual emas batangan seberat 814 kilogram kepada PT Aneka Tambang Tbk (Antam). “Ini akan kami lanjutkan, diperkirakan produksi mencapai 20-24 ton emas per tahun dan diharapkan seluruhnya dapat diserap oleh PT Antam,” ujarnya.
4. Pengiriman Emas Batangan Perdana ke Antam
Pada Februari 2025, PTFI mengirimkan emas batangan perdana kepada PT Antam sebanyak 125 kilogram senilai Rp 207 miliar, dengan kadar kemurnian 99,99%.
“Pengiriman ini merupakan langkah penting dalam upaya hilirisasi emas di Indonesia,” kata Tony dalam siaran pers, Kamis (13/2).
PTFI berhasil memproses 12,56 ton lumpur anoda dari fasilitas PMR Smelting di Gresik, menghasilkan 189 kg emas batangan, terdiri dari 125 kg fine gold purity 99,99% dan 64 kg lainnya masih dalam proses casting ulang.
Pada November 2024, Freeport dan Antam menandatangani perjanjian jual-beli emas dengan kadar kemurnian 99,99%, yang disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung. Dalam perjanjian ini, Antam akan membeli 30 ton emas batangan per tahun dari Freeport untuk diolah di pabrik logam mulia Antam.
5. Produsen Emas Batangan Terbesar di RI
Fasilitas PMR PTFI menjadi salah satu produsen emas batangan murni terbesar di Indonesia dengan kapasitas pemurnian mencapai 50 ton emas, 200 ton perak, 30 kg platinum, dan 375 kg paladium per tahun.
Dengan keberadaan PMR, PTFI kini menjadi perusahaan tambang tembaga pertama yang memiliki fasilitas pemurnian emas secara terintegrasi dari hulu hingga hilir di Indonesia.