Ekonomi AS Masih dalam Tekanan, Rupiah Berpeluang Menguat ke 16.300 per Dolar AS


Nilai tukar rupiah melemah tipis 0,05% ke level 16.415 per dolar AS pada perdagangan pagi ini. Namun, sejumlah analis memproyeksikan rupiah berpeluang menguat pada hari ini terimbas kondisi ekonomi Amerika Serikat yang masih berada dalam tekanan.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS pada level Rp 16.350 per dolar AS hingga Rp 16.450 per dolar AS,” kata Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong kepada Katadata.co.id, Selasa (18/3).
Dia menjelaskan, dolar AS melemah setelah data penjualan ritel AS yang lebih berada di bawah perkiraan. Namun, ia memproyeksikan penguatan rupiah masih akan terbatas.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.30 WIB, rupiah bergerak melemah 0,05% ke level Rp 16.415 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra juga memproyeksikan rupiah masih akan berpeluang menguat hari ini ke arah 16.300 per dolar AS, dengan potensi melemah di level Rp 16.450 per dolar AS.
Menurut dia, indeks dolar AS masih terlihat dalam tekanan dan bergerak pada level sekitar 103,40. “Tekanan terhadap indeks dolar AS ini karena pasar masih melihat ekonomi AS dalam tekanan. Semalam data penjualan ritel AS bulan Februari dirilis lebih rendah dari ekspektasi pasar yakni 0,2% versus 0,6%,” ujar Ariston.
Sementara di dalam negeri, neraca perdagangan pada Februari 2025 masih surplus. Di sisi lain, stimulus yang dikeluarkan pemerintah Cina pada akhir pekan kemarin juga bisa memberikan sentimen positif ke rupiah.
Ariston mengatakan, pelaku pasar juga masih khawatir dengan sikap Presiden AS Donald Trump yang terus mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif ke negara-negara mitra dagangnya. Kebijakan kenaikan tarif ini bisa memicu perang dagang yang berujung pada perlambatan ekonomi.
“Kekhawatiran ini mendorong pelaku pasar melepas aset berisiko lagi. Perang baru yang dimulai oleh AS terhadap kelompok Houthi di Yaman, bisa mendukung penguatan dolar AS,” ujar Ariston.