Prabowo Restui Ekspor Beras ke Malaysia, Permintaan Capai 2.000 Ton per Bulan


Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan atau "lampu hijau" terhadap rencana ekspor beras ke Malaysia. Hal ini disampaikan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono saat ditemui di sela Rapat Pembahasan Potensi dan Strategi Pengembangan Budidaya Komoditas Pertanian di Jakarta, Rabu (28/5).
“Sudah, sudah, sudah (Pak Presiden sudah ngasih lampu hijau ekspor beras ke Malaysia),” ujar Sudaryono kepada awak media.
Ia menjelaskan, komunikasi antara Indonesia dan Malaysia terkait rencana ekspor beras telah dilakukan, termasuk pertemuan dengan pengusaha asal Malaysia yang menyampaikan minat mereka untuk mengimpor beras dari Indonesia.
“Pengusaha Malaysia bilang kebutuhannya 2.000 ton sebulan. Tapi kita lihat nanti, disesuaikan dengan kemampuan pasokan kita,” kata Sudaryono.
Menurutnya, pemerintah Indonesia saat ini tengah menunggu kesiapan mekanisme dari pihak Malaysia untuk memulai proses ekspor. Pemerintah siap menindaklanjuti sesuai arahan Presiden dan sekarang tinggal menunggu kesiapan dari Malaysia.
Sudaryono juga menegaskan bahwa pembahasan ekspor beras tidak dilakukan dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT), melainkan melalui komunikasi antarkementerian dan lintas pemangku kepentingan.
“Oh nggak di KTT (pembicaraan ekspornya), di level menteri kan sudah bicara. Ini lagi dibicarakan ya, lagi proses,” katanya.
Bertemu Menteri Pertanian Malaysia
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga mengungkapkan bahwa Malaysia tertarik mengimpor beras dari Indonesia karena harga beras di negara tersebut yang tergolong tinggi. Hal ini disampaikan usai menerima kunjungan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu, di Jakarta, Selasa (22/4).
“(Soal pertemuan dengan Malaysia) menarik, menanyakan apakah bisa impor beras dari Indonesia. Namun, saya katakan untuk sementara kami menjaga stok (beras) dulu,” ujar Amran.
Ia menjelaskan, produksi beras dalam negeri Malaysia saat ini hanya mampu mencukupi sekitar 40%–50% dari total kebutuhan nasional mereka.
Sementara itu, Datuk Seri Mohamad Bin Sabu mengakui keunggulan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam hal peningkatan hasil panen padi. Meskipun belum bisa mengimpor beras dari Indonesia, Malaysia sudah lebih dulu mengimpor komoditas lain seperti kelapa, sayuran, dan ikan dari Indonesia.