Petani Pesimistis Program Penanaman Kembali Kebun Tebu Serap Tenaga Kerja Baru

Andi M. Arief
19 September 2025, 13:00
Foto udara petani memanen tebu di Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat, Senin (11/8/2025). Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong percepatan swasembada gula nasional dalam waktu maksimal tiga tahun melalui langkah deregulasi, intensifikasi,
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/bar
Foto udara petani memanen tebu di Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat, Senin (11/8/2025). Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong percepatan swasembada gula nasional dalam waktu maksimal tiga tahun melalui langkah deregulasi, intensifikasi, serta perluasan lahan tebu dengan alokasi anggaran sebesar Rp30 triliun hingga Rp40 triliun untuk mendukung proyek swasembada gula.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sekjen Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia atau APTRI, M. Nur Khabsyin memprediksi program penanaman kembali kebun tebu di dalam negeri tidak bisa menyerap tenaga kerja baru.  

Seperti diketahui, pemerintah berencana membuka 1,6 juta lapangan kerja melalui program penanaman kembali enam komoditas di kebun seluas 870.000 hektare pada 2025-2026, salah satunya tebu. 

 Menurut Nur, program penanaman kembali dalam kebun tebu adalah membongkar tebu tua yang telah kembali bertunas atau ratoon. Nur menekankan kegiatan bongkar ratoon akan memaksimalkan tenaga kerja eksisting dan tidak akan membuka lapangan kerja baru.

"Program penanaman kembali untuk kami adalah membongkar tebu yang sudah jelek dengan bibit baru. Jadi, kami mengganti tanaman tebu eksisting yang sebetulnya sudah ada tenaga kerja yang bertanggung jawab," kata Nur kepada Katadata.co.id, Jumat (19/9).

Nur menyampaikan pembukaan lapangan kerja baru di kebun tebu hanya dapat terjadi jika ada kebun tebu baru. Dengan demikian, pemerintah harus membuka kebun tebu baru untuk membuka lapangan kerja terkait penanaman tebu.

Adapun Nur mencatat program bongkar ratoon akan dilakukan pada lahan seluas 200.000 hektare di penjuru negeri pada 2025-2026. Hingga akhir 2025, Kementerian Pertanian berencana melakukan bongkar ratoon pada 100.000 hektare kebun tebu eksisting.

Nur menjelaskan bongkar ratoon akan meremajakan 10% sampai 50% tanaman tebu di setiap kebun. Dengan kata lain, produktivitas kebun tebu di dalam negeri dapat naik 10% sampai 50% pada tahun depan.

Dia mengatakan kegiatan bongkar ratoon dijadwalkan pada bulan depan atau sejalan dengan musim tanam. Namun Nur mempertanyakan kelancaran program milik pemerintah tersebut lantaran belum ada kejelasan sumber bibit.

Nur menghitung bongkar ratoon pada 100.000 hektare kebun tebu membutuhkan bibit tebu setara 14.500 hektare. PT Rejoso Manis Indo menyatakan produktivitas maksimum petani bibit tebu adalah sekitar 100 ton per hektare. Dengan kata lain, program bongkar ratoon bulan depan membutuhkan bibit sekitar 1,45 juta ton.

"Program ini riskan dapat rampung karena memakai anggaran tambahan pada akhir tahun. Sebab, bibit tebu perlu masa persiapan sekitar 6 bulan sebelum masa tanam. Persoalannya, bibit untuk program tersebut sudah ada?" katanya.

PT Sinergi Gula Nusantara atau Sugar Co menyatakan akan sulit meraih target swasembada gula pada 2030 seperti tertuang dalam Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023. Sebab, operasi pabrik BUMN tersebut berpotensi berhenti dalam waktu dekat atau di tengah-tengah musim giling tahun ini akibat minimnya serapan tetes tebu atau molases. 

Direktur Keuangan Sugar Co, Hariyanto, mengaku telah menyampaikan ke para petani tebu bahwa pihaknya akan menghentikan produksi. Sebab, tangki penyimpanan tetes tebu di mayoritas pabrik Sugar Co akan penuh dalam hitungan hari. Walau demikian, Hariyanto mengatakan pihaknya lebih mengkhawatirkan efek jangka panjang berhentinya penyerapan tetes tebu saat ini.

"Secara jangka panjang, daya tarik petani dalam menanam tebu akan turun. Kondisi saat ini membuat koreksi terhadap industri gula terlalu besar untuk menjaga pencapaian target Perpres No. 40 Tahun 2023," kata Hariyanto di Jakarta Selatan, Rabu (27/8).

 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...