Pengecer Pupuk Subsidi Keluhkan Margin Tipis, Kementan Siapkan 3 Skema Baru

Mela Syaharani
25 September 2025, 16:04
subsidi
ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/agr
Pekerja memeriksa kualitas pupuk sebelum didistribusikan di gudang Lini III Pupuk Indonesia , Awipari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (20/6/2025). Pupuk Indonesia memastikan stok pupuk bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan petani pada musim tanam kedua tahun 2025 di wilayah Jawa Barat dalam kondisi aman dengan ketersedian stok mencapai 42 ribu ton pupuk urea dan 35 ribu ton pupuk NPK.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana menyesuaikan besaran margin (keuntungan) bagi pengecer pupuk subsidi. Kapoksi Pengawasan Pupuk Ditjen PSP Kementerian Pertanian, Hendry Y. Rahman, menyebut banyak pengecer di lapangan mengeluhkan margin yang terlalu kecil dari penjualan pupuk subsidi. Kondisi ini diperparah dengan anggapan bahwa harga eceran tertinggi (HET) pupuk subsidi semakin tinggi.

Untuk tahun 2025, Kementerian Pertanian telah menetapkan HET pupuk subsidi, yakni pupuk urea Rp2.250 per kilogram (kg), pupuk NPK Rp2.300 per kg, pupuk NPK untuk kakao Rp3.300 per kg, dan pupuk organik Rp800 per kg.

“Ini kami melakukan penghitungan, kemungkinan ada tiga model sebagai alternatif yang dipersiapkan untuk penyesuaian,” katanya.

Saat ini margin distributor pupuk ditetapkan sebesar Rp50 per kg, sedangkan margin pengecer sebesar Rp75 per kg. Berdasarkan hasil kajian Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, terdapat tiga alternatif sebagai berikut:

  1. Alternatif pertama, margin distributor menjadi Rp 65 per kg, sementara margin pengecer Rp 163,1 per kg
  2. Alternatif kedua, margin distributor menjadi Rp 62,5 per kg, sementara margin pengecer Rp 144,24 per kg
  3. Alternatif ketiga, margin distributor menjadi Rp 60 per kg, sementara margin pengecer Rp 107,25 per kg

Dari ketiga alternatif tersebut, alternatif kedua merupakan besaran yang sesuai dengan usulan Kementan.

“Mudah-mudahan kalau ini disetujui dan bisa dilakukan kedepannya bisa mengurangi kenaikan HET. Naiknya HET memang banyak sekali komponennya, termasuk ada iuran kelompok dan transformasi,” ujarnya.

Mentan Bakal Tutup Kios Jika Jual di Atas HET

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan segera menutup seluruh kios pupuk yang menjual di atas HET setelah mengantongi data lengkap pelanggaran harga pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia.

"Ada pengecer pupuk? Angkat tangan, ada nggak? Tolong menjadi pengecer pupuk yang baik. Insya-Allah minggu ini yang 'mark up' (menjual) harga pupuk di atas HET, harga eceran tertinggi, kami tutup," kata Mentan dikutip dari Antara.

Menurut dia, tindakan tegas itu diambil demi melindungi petani dan menjaga harga pupuk tetap terjangkau. Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta regulasi dan mafia pupuk segera dibereskan tanpa kompromi.

"Laporkan penyimpangan. Aku pertaruhkan segalanya untuk rakyat Indonesia, untuk petani Indonesia. Bapak Presiden perintahkan regulasi diberesin, mafia, koruptor, 'diberesin', permudah petani, penuhi permintaan petani," ujarnya.

Ia menyebut pihaknya telah melacak dan memetakan seluruh daerah yang melakukan praktik curang, termasuk memeriksa langsung pengecer yang menjual di atas harga ketentuan pemerintah.

"Tunggu saja minggu ini. Nggak usah cari beking-beking. Kami tutup, kami sudah 'list' seluruh Indonesia," ucapnya.

Karena itu, ia berharap penyuluh pertanian lapangan bersama Babinsa melaporkan setiap hari jika menemukan praktik penjualan pupuk di atas HET. Dengan begitu, pelanggaran dapat segera ditindak.

"Semua yang di atas HET, seluruh Indonesia, yang kami temukan langsung di-lock, dikunci, tidak boleh lagi menjual pupuk. Itu kesepakatan kami, dan insya Allah minggu ini kami lakukan. Jadi terus menerus, kita tidak boleh terhenti," katanya.

Kebijakan ini tidak semata-mata untuk penegakan aturan, tetapi juga menjadi wujud keberpihakan nyata kepada petani agar mereka tidak lagi terbebani biaya tinggi akibat praktik permainan harga oleh oknum pengecer nakal.

"Karena swasembada pangan ini harus berkelanjutan," ujar dia.

Meski begitu, Andi tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah kios di seluruh Indonesia yang ditemukan menjual pupuk di atas HET.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...