1.200 Ton Beras Bulog Ditemukan Tak Layak Konsumsi Imbas Terlalu Lama Disimpan

Mela Syaharani
29 September 2025, 16:13
Petugas menata beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di gerai sembako Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Aeng Batu-Batu di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (23/9/2025). Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulsel) menarge
ANTARA FOTO/Arnas Padda/bar
Petugas menata beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di gerai sembako Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Aeng Batu-Batu di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Selasa (23/9/2025). Perum Bulog Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulsel) menargetkan penyaluran beras SPHP di wilayah Sulsel hingga akhir tahun sebanyak 45 ribu ton yang akan disalurkan secara bertahap melalui Kopdes Merah Putih, outlet BUMN, Gerakan Pangan Murah hingga toko pengecer.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Komisi IV DPR RI menemukan 1200 ton beras bulog tak layak konsumsi di Gudang Perum Bulog Cabang Ternate, Maluku Utara, pada Selasa (23/9). Berdasarkan video yang diunggah oleh DPR, beras tersebut sudah disimpan sejak Mei 2024.

“Warnanya sudah abu-abu, saya tidak tahu akan disimpan sampai kapan disini dan tidak disalurkan. Memang (disini) ada (beras) yang sedang dikemas untuk SPHP, tapi saya rasa kalau SPHP dapat kualitas ini, saya rasa tidak layak,” kata Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto dikutip dari postingan instagram DPR RI, dikutip Senin (29/9).

Menurutnya, beras bulog yang kualitasnya sudah terlalu jelek sebaiknya tidak dijual, ataupun dijadikan dalam program bantuan pangan karena sudah tidak layak. “Mungkin (beras ini bisa) untuk makan ternak,” ujarnya.

Kepala Perum Bulog, Rizal Ramdhani mengatakan bahwa perusahaan sudah melaksanakan pengecekan di lapangan. Dia menyebut menyimpan beras memang memiliki dua sisi positif dan negatif.

“Ada (yang tidak layak), betul. Sekarang sedang diproses ulang supaya layak konsumsi,” ujar Rizal saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (29/9).

Disimpan Lebih dari 12 Bulan

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Mokhamad Suyamto mengatakan saat ini BULOG menguasai stok beras sebanyak 3,9 juta ton. Dari jumlah tersebut terdapat beras yang mendapatkan prioritas untuk segera dilakukan langkah reproses. 

“Reproses yaitu langkah yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan beras agar kualitas terjaga, dapat disalurkan dan layak untuk dikonsumsi. Jumlahnya kurang dari 0,1% dari total stok yang kami kelola saat ini," kata Suyamto, dalam siaran pers dikutip Senin (29/9).

Dia sangat menghargai perhatian dan masukan DPR terkait hasil Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Gudang Salahuddin, Bulog Cabang Ternate.

“Namun demikian, perlu disampaikan bahwa beras yang ditemukan dalam kondisi kurang optimal di Gudang Bulog Ternate bukanlah beras baru atau hasil pengadaan tahun berjalan. Beras tersebut merupakan bagian dari stok lama yang telah disimpan cukup lama, dengan umur simpan sudah lebih dari 12 bulan,” ujarnya.

Suyamto mengatakan dalam kondisi geografis seperti di Ternate, di mana distribusi pangan sangat bergantung pada faktor cuaca, akses logistik, dan fluktuatifnya permintaan masyarakat, terkadang distribusi tidak bisa dilakukan secepat yang direncanakan.

Dia menyampaikan seluruh proses penyimpanan di gudang Bulog telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang ketat, baik harian, mingguan, bulanan dan triwulanan.  Beras yang tidak memenuhi standar kualitas SPHP tidak akan disalurkan dan akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

“Seperti halnya komoditas pangan lainnya, beras juga memiliki batas optimal masa simpan meskipun telah dikelola secara maksimal. Adanya sebagian kecil beras yang mengalami perubahan mutu tidak mencerminkan keseluruhan kualitas stok SPHP yang dimiliki Bulog,” ucapnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...