Zulhas Yakin Ekonomi 2026 Tumbuh 6%, Andalkan Program MBG dan Mandatori E10

Andi M. Arief
15 Oktober 2025, 18:39
ekonomi
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di kediaman pribadi Presiden di kawasan Kertanegara, Jakarta, Minggu (28/9/2025). Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan terkait isi pembahasan Presiden bersama sejumlah menteri dan Kepala BGN, salah satunya terkait dengan penanganan polemik Makan Bergizi Gratis.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2026 dapat mencapai 6%. Optimisme tersebut ditopang oleh dua program utama pemerintah di sektor pangan, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mandatori E10.

Zulhas yakin target tersebut bisa tercapai jika program MBG berjalan penuh kepada 82,9 juta penerima manfaat. Menurutnya, kebijakan ini akan mendorong konsumsi bahan pangan lokal seperti beras, ikan, dan telur ayam.

“Itu akan kami kerjakan tahun depan dan akan jadi kenyataan. Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi 6% kalau kebijakan bisa berjalan,” kata Zulhas di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Banten, Rabu (15/10).

Zulhas mencontohkan, program MBG dapat menyerap 82,9 juta butir telur per hari atau sekitar 20,7 miliar butir sepanjang 2026. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi telur ayam tahun ini diperkirakan mencapai 6,34 juta ton atau sekitar 126,8 miliar butir.

Selain itu, program MBG juga dinilai mampu menggerakkan rantai pasok pangan nasional dan menstabilkan harga komoditas di tingkat petani maupun peternak.

Mandatori E10 Pacu Permintaan Komoditas Pangan

Selain MBG, Zulhas menjelaskan program mandatory E10 akan memperkuat serapan beberapa komoditas pangan oleh sektor manufaktur, seperti singkong, jagung, dan tebu.

Mandatory E10 merupakan kebijakan yang mewajibkan produsen bensin mencampurkan 10% dari total produksinya dengan etanol atau cairan hasil fermentasi bahan pangan tersebut.

Zulhas memproyeksikan, peningkatan permintaan singkong untuk produksi etanol akan mendongkrak harga hingga Rp3.000 per kilogram, dari posisi saat ini yang masih di bawah Rp1.000 per kg.

“Berarti, petani akan menanam jagung dan singkong karena laku keras untuk kebutuhan produksi etanol. Bayangkan, tidak akan ada tanah kosong karena program tersebut,” ujarnya.

Perintah Prabowo: E10 Dipercepat ke 2026

Zulhas mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi untuk mempercepat pelaksanaan program mandatory E10 dari semula direncanakan paling cepat 2027 menjadi tahun depan.

“Artinya, seluruh tanah di dalam negeri tidak akan ada yang menganggur karena semua tanaman akan bernilai ekonomi. Masyarakat kita akhirnya makin kreatif dan industri pertanian nasional akan mengejar performa Cina dan Thailand,” kata Zulhas.

Meski begitu, Zulhas menegaskan bahwa percepatan program E10 hanya akan dilakukan jika ekosistem industri etanol sudah siap. Ia mengakui, perlu ada penambahan fasilitas produksi etanol guna mendukung kelancaran pelaksanaan program tersebut.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...