Kadin Minta Pemerintah Percepat Deregulasi Usaha Setelah Ada Pertemuan Trump-Xi

Muhamad Fajar Riyandanu
31 Oktober 2025, 08:21
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyampaikan paparan saat sesi panel pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/sg
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyampaikan paparan saat sesi panel pada Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan, Jakarta, Sabtu (11/10/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping di sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2025 di Busan, Korea Selatan, berdampak positif bagi stabilitas ekonomi global. Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie  mendorong agar pemerintah lebih aktif dalam melakukan deregulasi penyederhanaan aturan dan perizinan sehingga investasi dan kegiatan usaha lebih mudah dilakukan.

Anin menilai pertemuan pimpinan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia itu akan menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi perdagangan dan investasi global.

“Secara umum, kedua pemimpin besar berdiskusi. Melakukan pendinginan daripada tensi itu sangat bagus. Buat Indonesia tentu akan fokus bukan saja dengan pedagangan yang sudah baik dengan Amerika,” kata Anin di Hotel Lahan Select Gyeongju pada Kamis (30/10), malam waktu setempat.

Dia menilai langkah AS yang menurunkan tarif dagang terhadap Cina dari 57% menjadi 47% merupakan langkah progresif bagi dinamika perekonomian global. Di sisi lain, Cina berkomitmen membatasi aliran bahan fentanyl ke AS serta meningkatkan impor kedelai dari negeri Paman Sam.

Lebih jauh, Anin melanjutkan pertemuan Trump dan Xi Jinping berpotensi membuka ruang bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara dua mitra dagang utama tersebut. Ia mendorong agar pemerintah lebih aktif dalam melakukan deregulasi penyederhanaan aturan dan perizinan sehingga investasi dan kegiatan usaha lebih mudah dilakukan.

“Kadin dan asosiasi lainnya ingin memastikan bahwa deregulasi juga terjadi. Supaya bukan hanya tarifnya kompetitif, tapi juga hal lain seperti tenaga kerja, sumber daya mineralnya, listrik, air, dan lain-lain. Karena ujung-ujungnya adalah daya saing dibanding negara lain,” ujarnya.

Pada kesempatan serupa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pertemuan antara Trump dan Xi Jinping berdampak positif terhadap perkembangan arah kebijakan perdagangan global.

Menurut Airlangga, pertemuan tersebut membuka peluang bagi pemerintah Indonesia dalam menyusun strategi ekonomi yang terukur, terutama dalam hal ekspor, impor, dan negosiasi dagang bilateral maupun multilateral. Dia beranggapan pertemuan antara Trump dan Xi Jinping memberi sinyal positif terkait tarif dagang dan perdagangan global.

“APEC ini menjadi penting karena baru saja Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu, sehingga bagi Indonesia koridor daripada tarif itu sudah mulai kelihatan jelas,” kata Airlangga.

Airlangga menyampaikan dirinya telah bertemu dengan Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan setelah adanya kesepakatan tarif tarif impor untuk produk Korea Selatan sejumlah 15%. Ia menekankan Indonesia juga perlu menyesuaikan diri menuju arah serupa agar tidak tertinggal dalam dinamika perdagangan global.

“Dari Korea sudah menyepakati 15% dan kita sudah harus ke sana,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...