Tiongkok Akhirnya Terima Bantuan Amerika untuk Tangani Virus Corona
Pemerintah Tiongkok akhirnya setuju menerima tenaga ahli kesehatan asal Amerika Serikat untuk membantu mengatasi virus corona. Penyebaran virus tersebut semakin cepat dengan jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat.
Seperti dilansir dari Reuters, Gedung Putih menyatakan pada Senin (3/2) waktu setempat bahwa Tiongkok telah menerima bantuan dari tenaga ahli AS yang merupakan bagian dari World Health Organization (WHO) untuk mempelajari dan membantu mengatasi virus yang muncul pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei.
Di sisi lain, Tiongkok menyatakan rumah sakit dengan 1.000 tempat tidur yang dibangun selama delapan hari telah menerima pasien pertamanya kemarin. Sedangkan rumah sakit kedua dengan 1.600 tempat tidur akan beroperasi pada minggu ini juga. Kedua rumah sakit itu dibangun untuk merawat pasien virus corona.
Hingga Senin (3/2), terdapat tambahan 2.345 orang yang terkena virus dan 64 orang meninggal dunia di Provinsi Hubei. Totalnya, ada 414 orang meninggal karena virus corona di provinsi tersebut.
Tidak hanya menelan korban jiwa, virus corona juga berakibat pada ekonomi Tiongkok. Bursa saham Tiongkok turun 8%, menyebabkan US$ 393 miliar keluar dari Bursa Shanghai pada hari kemarin yang merupakan perdagangan pertama setelah libur perayaan tahun baru di negeri tersebut.
(Baca: Wabah Flu yang Menghantui Dunia)
Pelarangan Perjalanan ke Tiongkok Dampak Virus Corona
Selain itu, maskapai penerbang di seluruh dunia telah menghentikan perjalanan ke Tiongkok. Penangguhan penerbangan oleh Uni Emirat Arab akan berdampak pada maskapai Etihad dan Emirates.
Tiongkok pun menyalahkan AS karena larangan tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying mengatakan Washington telah menciptakan dan menyebarkan kepanikan dengan menarik warga negaranya dan membatasi perjalanan.
Padahal WHO menyarankan agar tidak memberlakukan pembatasan perdagangan dan perjalanan. "Justru negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan kapabilitas dan fasilitas pencegahan epidemi yang kuat yang telah memimpin dalam pembatasan berlebihan yang bertentangan dengan rekomendasi WHO," kata Hua seperti dikutip dari Reuters.
(Baca: Pemerintah Susun Daftar Barang yang Dilarang Impor dari Tiongkok)
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS membela langkah yang diambil untuk mencegah penyebaran virus corona, termasuk menangguhkan warga negara asing yang telah mengunjungi Tiongkok dalam 14 hari terakhir.
“Kami membuat keputusan yang agresif di depan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tindakan sekarang memiliki potensi terbesar untuk memperlambat hal ini, ”kata Nancy Messonnier, Direktur CDC.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan pelarangan perjalanan ke Tiongkok tidak diperlukan. "Tidak ada alasan untuk tindakan yang tidak perlu dengan membatasi perjalan dan perdagangan. Kemungkinan virus ini menyebar di luar Tiongkok sangat kecil, dan bahkan di Tiongkok penyebaran antar provinsi sangat rendah," kata Adhanom.
WHO menyatakan setidaknya ada 151 kasus yang terkorfirmasi di 23 negara termasuk Jepang, Thailand, Jerman, Inggris, dan AS. Sedangkan data dari Tiongkok menyebut angka jumlah orang yang terinfeksi di negera tersebut mencapai 17.205 orang. Presiden Tiongkok Xi Jinping pun menegaskan pengendalian virus di negaranya menjadi tugas penting saat ini.
(Baca: Didemo Warga Natuna Soal Lokasi Karantina WNI, Luhut: Tidak Paham Saja)