Inggris Bertahap Longgarkan Lockdown, Boleh Bekerja di Luar Rumah

Agustiyanti
11 Mei 2020, 06:55
John Sibley, Inggris, lockdown, pandemi corona, pelonggaran lockdown, virus corona, covid-19
ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley/foc/dj
Warga berjalan dan bersepeda di sepanjang Broadway Market, ditengah pandemi virus corona di London, Inggris, Sabtu (9/5).

Pemerintah Inggris secara bertahap mulai melonggarkan karantina wilayah atau lockdown yang telah dilakukan selama tujuh pekan terakhir guna memutus rantai penyebaran virus corona. Orang-orang yang tak dapat bekerja dari rumah, seperti dibidang konstuksi, dapat bekerja kembali mulai Minggu (10/5).

"Sikap pemerintah adalah bahwa orang hanya harus pergi bekerja jika memang mereka harus," ujar Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dikutip dari CNN, Senin (11/5).

Johnson menekankan, warga Inggris yang tidak dapat bekerja dari rumah, misalnya lantaran bekerja di bidang konstuksi dan manufaktur, harus didorong secara aktif untuk bekerja. Warga juga akan diperbolehkan kembali berjemur di teman lokal, berolahraga, atau pergi ke tujuan lain mulai Rabu (13/5).

Dalam pernyataan televisi yang direkam sebelumnya pada Minggu malam, Johnson mengumumkan peta jalan untuk melonggarkan lockdown. Namun, ia menekankan tetap diperlukan kehati-hatian untuk menjaga agar kasus infeksi baru tak kembali melonjak di tengah upaya meringankan beban ekonomi pandemi.

Penduduk Inggris dengan pekerjaan di luar sektor kebutuhan dasar sebelumnya dilarang keluar rumah selama lockdown, kecuali untuk berolahraga satu kali dalam sehari dan atau membeli bahan makanan dan obat-obatan.

"Sejak hari Rabu ini, Anda dapat duduk di bawah sinar matahari di taman lokal Anda, Anda dapat berkendara ke tujuan lain, Anda bahkan dapat bermain olahraga tetapi hanya dengan anggota rumah tangga Anda sendiri," kata Johnson.

 (Baca: Penumpang Pesawat Positif Corona, Pelonggaran Transportasi Tidak Tepat)

Namun, ia menekankan pentingnya bagi warga untuk menjaga jarak sosial. Orang yang kembali bekerja juga diminta sedapat mungkin menghindari penggunaan transportasi umum.

"Mengkarantina orang yang memasuki negara melalui udara akan segera diberlakukan," kata dia.

Sistem peringatan lima tingkat, seperti yang digunakan Inggris untuk ancaman teror, akan digunakan oleh pusat keamanan Inggris. Nasihat dan slogan "Tetap di rumah" untuk menyelamatkan nyawa kini berubah menjadi "Tetap waspada."

Sekolah dasar dapat dibuka mulai 1 Juni, tetapi jika menggunakan skenario terbaik. Lebih banyak toko dan sektor perhotelan dapat dibuka kembali pada bulan Juli, tetapi tergantung keadaan.

Keir Starmer, pemimpin oposisi utama Partai Buruh, mengatakan bahwa pernyataan Johnson tidak memberikan kejelasan terkait pelonggaran lockdown yang diinginkan warga. "Pesan dasar, tetap waspada, tidak cukup jelas dan pernyataan Perdana Menteri menimbulkan banyak pertanyaan," katanya dikutip dari BBC.

(Baca: WHO Perkirakan Vaksin Corona Tersedia Paling Cepat Akhir 2021)

Pesan untuk "tetap waspada," yang diumumkan Johnson pada hari Minggu sebelumnya di Twitter, telah mendapat kritik, dan diejek di media sosial, karena tidak jelas.

Pesan ini juga bertentangan dengan tiga negara bagian Inggris, yakni Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara yang memperpanjang lockdown hingga 28 Mei.

Para pejabat dari ketiga negara bagian tersebut mengatakan tidak ada koordinasi antara pemerintah mereka dan pemerintah pusat mengenai rencana tersebut. Mereka akan terus menyebarkan pesan "tinggal di rumah" di antara para warganya.

Inggris adalah salah satu negara yang paling terpukul di dunia akibat pandemi corona. Berdasarkan data pemerintah, lebih dari 31.000 orang telah meninggal.

Dalam pidatonya, Johnson mengatakan telah berkonsultasi dengan seluruh spektrum politik, di keempat negara bagian di Inggris. "Saya percaya bahwa, sebagai Perdana Menteri Inggris - Skotlandia, Inggris, Wales, Irlandia Utara - ada tekad yang kuat untuk mengalahkan ini bersama dan hari ini, konsensus umum tentang apa yang bisa kita lakukan," kata dia.

(Baca: Update Corona: Kasus Positif Dunia Tembus 4 Juta, 280 Ribu Meninggal)

Johnson diperkirakan akan memberikan rincian lebih lanjut tentang peta jalannya di parlemen pada Senin (11/5) waktu setempat.

Ini bukan pertama kalinya pemerintah Inggris dikritik karena komunikasi yang membingungkan selama pandemi. Johnson mengirim telegram awal pekan ini bahwa ia berharap beberapa perubahan pada pembatasan atau lockdown yang diumumkan hari Minggu akan berlaku Senin.

Kekurangan perincian tentang langkah-langkah apa yang mungkin dilonggarkan memicu spekulasi di media Inggris. Pernyataan bahwa Senin dapat membawa kebebasan baru tampaknya telah membuat orang lebih berani melakukan aktivitas di luar rumah di London.

Ratusan orang berjemur dan berpiknik di taman saat cuaca cerah, melanggar aturan lockdown yang masih berlaku. Polisi pun terpaksa membubarkan sekelompok orang yang minum bir dan anggur, serta berbagi pizza.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...