Minnesota Rencana Hapus Kepolisian Imbas Kasus Kematian George Floyd
Kematian George Floyd yang disebabkan kekerasan yang dilakukan seorang petugas kepolisian menimbulkan gelombang demonstrasi besar di Amerika dan merembet ke negara lain. Tak hanya berhenti di situ saja, skandal tersebut juga memunculkan ide menghapuskan kepolisian dari Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.
Sebanyak sembilan dari 13 anggota Dewan Kota Minneapolis mendukung rencana menutup departemen kepolisian di kota tersebut. Mereka secara bertahap akan meminimalisir peran kepolisian dan menciptakan cara baru yang dapat memastikan keamanan masyarakat.
"Mayoritas Dewan Kota secara terbuka menyetujui bahwa Departemen Kepolisian Minneapolis tidak dapat direformasi dan bahwa kami akan mengakhiri sistem kepolisian saat ini," kata Alondra Cano, seorang anggota dewan Minneapolis, dikutip dari Reuters, Senin (8/6).
(Baca: Orang Terkaya di Dunia Dikritik Konsumen soal Kematian George Floyd)
Anggota dewan kota lainnya, Jeremiah Ellis, mengatakan rencana membongkar ulang sistem keamanan. "Kami akan secara drastis berpikir ulang bagaimana kami membangun sistem keamanan masyarakat dan penanggulangan situasi darurat," kata dia.
Sebelum demonstrasi kasus kematian Floyd, wacana mengurangi anggaran kepolisian atau "defund the police" telah lama digaungkan. Setelah video yang menunjukkan seorang polisi membunuh Floyd dengan cara menekan leher dengan menggunakan lututnya, gerakan itu mendapat banyak dukungan dari masyarakat.
Dewan Kota Minneapolis belum membahas secara resmi rencana mengurangi anggaran kepolisian atau mengubah tatanan di dalamnya. Namun, Presiden Dewan Kota Minneapolis, Lisa Bender, sebagaimana dikutip CNN, mengatakan mayoritas anggota mendukung rencana tersebut.
"Kami berkomitmen membongkar tatanan kepolisian yang kita tahu saat ini di Kota Minneapolis dan akan membangunnya kembali bersama-sama komunitas dengan menggunakan model baru keamanan masyarakat yang dapat menjaga komunitas kami tetap aman," kata Bender.
(Baca: Twitter Nonaktifkan Video Trump soal George Floyd)
Namun, Bender mengatakan rencana penghapusan kepolisian tersebut akan melalui proses yang panjang dan rumit.
Gerakan "defund the police" didorong oleh kritik masyarakat terhadap tingginya anggaran yang diterima kepolisian. Aksi itu juga memprotes keterlibatan kepolisian menanggulangi penyakit sosial seperti kecanduan, penyakit mental, dan tuna wisma. Muncul gagasan penanganan masalah kepolisian tak lagi ditangani kepolisian namun masalah itu diatasi dengan pendekatan layanan sosial.
Gerakan tersebut belakangan semakin mendapat dukungan dari beberapa pejabat kota di Amerika. Pejabat yang terpilih di Dewan Kota New York dan Los Angeles juga mengatakan berencana mengurangi anggaran kepolisian dan mengalihkannya ke layanan sosial.
(Baca: Pejabat AS Khawatir Corona Melonjak saat Demonstrasi George Floyd)