Pesaing Trump Sebut Perjanjian Dagang AS-Tiongkok Gagal Total
Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden beretorika terkait penanganan ketegangan hubungan AS dengan Tiongkok di bawah pemerintahan Donald Trump. Dia mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan partai Republik yang banyak dibanggakan itu telah gagal.
Data Departemen Perdagangan menunjukkan, defisit perdagangan AS-Tiongkok melebar 5% menjadi US$ 28,4 miliar pada Juni dibanding bulan sebelumnya. Hal ini sekaligus menunjukkan, Beijing gagal memenuhi komitmennya untuk membeli komoditas AS.
Trump telah menjanjikan pengakhiran ketidakseimbangan perdagangan ini sebagai salah satu pilar diplomasi ekonominya.
"Kesepakatan perdagangan fase pertama Trump dengan Tiongkok gagal, sangat buruk," kata Biden dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Kamis (6/8).
Biden mengatakan, kesepakatan perdagangan saat ini tidak diimplementasikan secara penuh dengan komitmen yang tidak jelas, lemah, dan telah didaur ulang dari pihak Tiongkok. Alhasil, langkah ini memungkinkan AS untuk terus memberikan subsidi berbahaya kepada perusahaan milik negara dan "mencuri" ide Amerika.
Pernyataan tersebut lantas dibalas Juru Bicara Kampanye Pemenangan Trump, Ken Farnaso, bahwa Biden "terikat" kepada Presiden China Xi Jinping dan mengejar "kebijakan perdamaian yang lemah" ketika ia menjadi wakil presiden.
Perang pernyataan keduanya menggarisbawahi sikap yang ditunjukkan oleh kedua calon presiden dalam mempertaruhkan kebijakannya terhadap Tiongkok menjelang pemilihan umum 3 November. Banyak pekerja dan pebisnis AS memandang peningkatan keuntungan yang didapat Tiongkok selama puluhan sebagai beban.
Di bawah kesepakatan fase pertama, Tiongkok sebelumnya berjanji meningkatkan pembelian komoditas AS senilai US$ 200 miliar selama 2017, termasuk produk pertanian dan manufaktur, energi dan jasa.
Namun, akibat resesi dan pandemi virus corona global, negara itu sulit memenuhi komitmennya dan memenuhi target pembelian pada tahun pertama asebesar US$ 77 miliar.
Sebelumnya, pejabat senior AS dan Tiongkok dikabarkan bertemuuntuk meninjau implementasi kesepakatan perdagangan fase pertama Keduanya juga bakal membahas berbagai keluhan yang terjadi lewat konferensi video pada 15 Agustus mendatang.
Meski demikian, Duta Besar Tiongkok untuk Amerika Serikat, Cui Tiankai, menilai pertemuan kedua belah pihak tersebut sebagai sinyal positif di tengah memanasnya ketegangan kedua negara.
Seperti diketahui, AS dan Tiongkok kerap bersitegang dalam beberapa hal. Donald Trump sempat mengancam akan mengakhiri kesepakatan dagang terkait respons Tiongkok atas penanganan wabah corona yang berpusat di kota Wuhan.
Ketegangan kemudian meningkat ke sengketa Undang-undang keaman Hong Kong. Terbaru, hubungan kedua negara kembali memanas setelah Trump melontarkan ancaman melarang penggunaan aplikasi video TikTok di AS, kecuali bila aplikasi ini bersedia dijual kepada perusahaan Paman Sam.
Pejabat Gedung Putih mengatakan bagaimana Trump menginginkan Departemen Keuangan AS harus mendapatkan porsi signifikan dari hasil penjualan. Adapun rencana pembelian aplikasi tersebut menurut beberapa sumber sedang dijajaki raksasa teknologi Microsoft.