Harga Minyak Anjlok Tertekan Prospek Permintaan yang Lebih Suram
Harga minyak dunia anjlok hingga 1,75% pada Rabu (31/3) di tengah kekhawatiran lockdown di Eropa dan prospek OPEC terkait pertumbuhan permintaan yang lebih rendah tahun ini. Di sisi lain, penurunan persediaan minyak mentah AS menahan penurunan harga minyak.
Minyak mentah Brent untuk Mei merosot 41 sen, atau 0,6% menjadi US$ 63,73 per barel. Kontrak Brent yang lebih aktif diperdagangkan untuk Juni turun US$ 1,10 atau 1,75% menjadi $ 63,07 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kehilangan 47 sen atau 0,8% menjadi US$ 60,08 per barel.
Stok minyak mentah AS turun secara tak terduga minggu lalu karena peningkatan proses penyulingan. Stok menyusut 876 ribu barel pada pekan lalu, berbanding terbalik dari ekspektasi analis yang naik 107.000 barel.
Penurunan stok minyak mentah AS mendukung harga, tetapi turunnya perkiraan pertumbuhan permintaan minyak OPEC + untuk tahun ini sebesar 300.000 barel per hari (bph) berdampak sebaliknya.
"Semua mata tertuju pada OPEC, berapa banyak akomodasi yang akan mereka berikan kepada Rusia dan berapa banyak yang akan diberikan oleh Saudi," kata John Kilduff, partner Again Capital di New York, seperti dikutip dari Reuters.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang disebut OPEC +, rencananya bertemu pada hari Kamis (1/4) untuk memutuskan kebijakan produksi.
"Mengingat pandangan pesimistis ini, tampaknya kuota produksi akan tetap berlaku untuk satu bulan lagi," kata analis Commerzbank Eugen Weinberg.
OPEC + saat ini membatasi produksi lebih dari 7 juta barel per hari dalam upaya untuk mendukung harga dan mengurangi kelebihan pasokan. Arab Saudi telah menambah pemotongan itu dengan 1 juta barel per hari.
"Pasar minyak masih memainkan permainan tebak-tebakan hari ini tentang apa kebijakan pasokan OPEC + akan ditetapkan pada pertemuan besok, tetapi harga Brent $ 64 per barel menandakan bahwa pedagang mengharapkan pendekatan yang hati-hati dari aliansi," kata analis Rystad Energy Louise Dickson.
Menteri Perminyakan Kuwait Mohammad Abdulatif al-Fares menyatakan "optimisme yang hati-hati" pada hari Rabu terkait permintaan minyak global yang akan meningkat karena program vaksinasi Covid-19 semakin cepat dan hasil industri pulih.
Produksi minyak OPEC naik pada bulan Maret karena pasokan yang lebih tinggi dari Iran, membalas pengurangan oleh anggota lain di bawah pakta dengan sekutu.