Jerome Guillen, Hengkang dari Posisi Eksekutif & Jual Saham Tesla
Eksekutif Tesla Jerome Guillen resmi hengkang dari perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat tersebut pada 3 Juni lalu. Keputusan ini hanya berselang tiga bulan usai ia menjabat sebagai presiden unit truk berat atau heavy trucking Tesla.
Guillen memiliki pengalaman tinggi di dunia otomotif. Sebelum berkarir, ia meraih gelar doktor di bidang Teknik Mesin dari University of Michigan, AS. Ia juga pernah menempuh pendidikan sarjana di bidang Teknologi Energi dari ETSII di Madrid, Spanyol dan Teknik Mesin dari ENSTA di Paris.
Kariernya di Tesla telah berjalan selama satu dekadet, tepatnya sejak November 2010. Dalam rentang waktu itu ia memegang banyak peran di perusahaan.
Terakhir, ia diberi kepercayaan memegang peran eksekutif. Di posisi ini ia dapat melapor langsung ke pendiri dan bos Tesla, Elon Musk. Pada 2020, ia menjadi salah satu eksekutif dengan bayaran tertinggi. Gaji, tunjangan dan porsi sahamnya diperkirakan mencapai US$ 46 juta atau sekitar Rp 664,5 miliar.
Sebelum bersama Tesla, Guillen adalah seorang insinyur yang bekerja perusahaan otomotif Jerman, Daimler AG. Ia menjabat sebagai direktur inovasi bisnis.
Sebagai Direktur, Guillen menghasilkan pertumbuhan yang baik untuk perusahaan. Ia juga mendorong kemandirian melalui berbagai inisiatif. Awal 2009, Guillen membuat keputusan untuk membeli paket baterai dan motor dari Tesla.
Langkah tersebut membantu perusahaan menghindari kebangkrutan. Daimler juga berinvestasi di Tesla sebelum terdaftar di publik Juni 2010.
Guillen juga sempat bekerja dengan produsen truk AS, Freightliner LLC, sebagai manajer umum. Ia mengelola semua aspek pengembangan lini produk, termasuk teknik, pemasaran, keuangan, pembelian, manufaktur, dan kontrol kualitas.
Karier Guillen di Tesla
Tugasnya di Tesla terakhir sebelum hengkang adalah mengawasi lini truk berat yang baru lahir pada bulan Maret. Sebelum transisi ke sektor tugas berat, Guillen adalah presiden divisi otomotif Tesla, yang mengawasi produk truk Tesla Semi.
Ia memimpin seluruh bisnis otomotif perusahaan dari September 2018 hingga Maret 2021. Selama menjabat sebagai presiden otomotif, Tesla memperluas kemitraan pasokan sel baterai.
Ia juga berhasil membawah Tesla membuka pabrik pertamanya di luar negeri, tepatnya di Shanghai, Tiongkok. Kepergiannya dari Tesla terjadi hanya beberapa bulan setelah ia mengambil peran sebagai kepala truk pada 11 Maret 2021.
“Tesla bersiap untuk memasuki pasar truk berat yang kritis untuk pertama kalinya. Mr. Guillen akan memanfaatkan latar belakangnya yang luas di industri ini untuk fokus dan memimpin semua aspek program Tesla Semi, termasuk jaringan pengisian dan servis terkait,” tulis keterangan perusahaan pada (12/3) lalu, dikutip dari Forbes.
Perusahaan kendaraan otonom Tesla mengajukan laporan kepergian Guillen pada 3 Juni ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS. Tesla tidak memberikan alasan kepergiannya secara pasti. “Kami berterima kasih atas banyak kontribusinya dan mendoakan yang terbaik untuk kariernya di masa depan,” kata pihak Tesla.
Guillen merupakan eksekutif tingkat tinggi kedua yang pergi dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, mantan wakil presiden bidang hukum Al Prescott hengkang dari Tesla pada April 2021.
Bagaimana Kelanjutan Proyek Tesla Semi?
Selama satu dekade berkarir bersama Tesla, Guillen dipercaya mengawasi pengembangan Tesla Semi yang sedang berlangsung. Kendaraan baterai-listrik ini mulai dikembangkan pada November 2017.
Dalam rapat pemegang saham kuartal keempat 2020, Tesla mengatakan program Semi masih dalam pengembangan. Pihak Tesla berjanji pengiriman Tesla Semi akan dimulai pada 2021 ini. Namun, hingga kini masih terus diundur.
Menurut Elon Musk, ketersediaan sel baterai adalah satu-satunya masalah yang membatasi produksi kendaraan. Tiga bulan kemudian, Tesla tidak memberikan banyak laporan kemajuan.
Perusahaan terus mengatakan bahwa Semi sedang dalam pengembangan. Masih belum jelas apakah kepergian Guillen akan menyebabkan penundaan lebih lanjut.
Pasca Hengkang, Guillen Jual Saham Tesla?
Selang satu minggu pasca hengkang, Guillen dilaporkan menjual saham Tesla pada 10 Juni lalu. Menurut laporan Securities and Exchange Commision (SEC), ia telah menjual saham senilai US$ 274 juta atau sekitar Rp 3,46 triliun.
Laporan tersebut menyebutkan Guillen akan menjual 215.718 saham seharga US$ 129 juta. Dia juga menjual 145.289 saham senilai US$ 89,6 juta pada 14 Juni lalu. Serta US$ 55 juta pada 10 Juni lalu.
Tesla memang memberi hak kepada karyawan karyawan maupun eksekutif untuk membeli saham perusahan mereka. Pada harga tertentu dan jangka waktu tertentu.
Ketika harga saham naik, mereka dapat membeli saham dengan harga diskon. Namun, hingga kini belum dapat diketahui secara pasti berapa banyak dana yang dikeluarkan Guillen untuk menggunakan opsi tersebut.
Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)