4 Negara Pengguna Vaksin Tiongkok Hadapi Kenaikan Kasus Covid-19

Cahya Puteri Abdi Rabbi
25 Juni 2021, 17:44
Karyawan memeriksa kondisi suhu Envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu (20/6/2021). Pemerintah Indonesia kembali menerima sebanyak 10 juta bulk Vaksin COVID-19 Sinovac dalam pengiriman ta
ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Karyawan memeriksa kondisi suhu Envirotainer berisi bahan baku vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Minggu (20/6/2021). Pemerintah Indonesia kembali menerima sebanyak 10 juta bulk Vaksin COVID-19 Sinovac dalam pengiriman tahap 17 yang akan diproses di Bio farma menjadi dosis vaksin COVID-19 sebanyak 7,8 juta dosis yang selesai pada awal juli 2021 mendatang. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/hp.

Efektivitas vaksin buatan Tiongkok untuk menahan laju penularan virus corona dipertanyakan. Pasalnya, tak hanya Indonesia, sejumlah negara yang mengandalkan vaksin buatan Tiongkok untuk membendung penularan virus corona kini kembali menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Dilansir dari The New York Times, beberapa negara seperti Seychelles, Chile, Bahrain dan Mongolia mencatatkan tingkat vaksinasi sebesar 50 – 68% pada populasinya. Bahkan, berdasarkan Our World in Data, rasio vaksinasi Covid-19 tersebut melebihi Amerika Serikat.

Namun, keempat negara tersebut masuk ke dalam 10 besar negara dengan kasus terburuk beberapa minggu terakhir. Keempat negara tersebut menggunakan vaksin Tiongkok, yakni Sinopharm dan Sinovac.

Sejumlah ilmuwan berpendapat, bahwa vaksin milik Tiongkok tidak terlalu efektif dalam mencegah penyebaran virus, terutama pada varian baru. Mereka tidak mengerti, mengapa negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi malah mengalami lonjakan kasus yang luar biasa.

“Jika vaksin ini cukup bagus, kita seharusnya tidak mengalami kejadian seperti ini. Tiongkok harus bertanggung jawab atas kondisi ini,” kata virologis di University of Hong Kong Jin Dongyan, dikutip dari The New York Times pada Jumat (25/6).

Berikut situasi terakhir pandemi Covid-19 di empat negara yang menggunakan vaksin asal Tiongkok tersebut:

Mongolia

Per 24 Juni 2021, Mongolia memberikan 3,63 juta vaksin Covid-19 ke warganya. Jumlah warga yang sudah divaksin penuh mencapai 1,71 juta atau 53% dari populasi.

Namun, jumlah infeksi Covid-19 terus meningkat di Mongolia, dengan rata-rata 2.447 infeksi baru dilaporkan setiap hari. Kenaikan kasus sampai 98% bahkan terjadi pada 21 Juni 2021.

Saat ini, total kasus corona di Mongolia sebanyak 100.263 kasus, dan 469 di antaranya meninggal dunia.

Warga Mongolia mulai meragukan efektivitas vaksin Tiongkok. Salah satunya adalah Otgonjargal Baatar. Bataar mengaku sudah menerima dosis penuh vaksin Sinopharm. Namun, sebulan sesudah disuntik, Baatar malah terinfeksi Covid-19.

"Warga diyakinkan jika sudah divaksin pada musim panas ini kami bebas Covid-19. Namun, semua berubah dan itu tak benar," ujar Bataar dikutip dari The New York Times pada Jumat (25/6).

Bagaimana dengan Indonesia? Berikut Data perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air: 

Bahrain

Bahrain sudah memberikan 1,98 juta lebih dosis vaksin kepada warganya. Dari jumlah tersebut, warga yang sudah mendapat dosis penuh vaksin mencapai 931 ribu atau 56,7% dari jumlah penduduk. Mayoritas warga Bahrain disuntik vaksin Sinopharm.

Meski tingkat vaksinasi tinggi, pada Mei lalu Bahrain berhadapan dengan gelombang baru Covid-19. Pada puncaknya, yaitu 29 Mei 2021, sebanyak 3.273 kasus Covid-19 baru muncul di Bahrain.

Awal Juni 2021, otoritas kesehatan Bahrain menawarkan warga yang sudah disuntik dua dosis vaksin untuk menerima dosis vaksin tambahan dari Pfizer.

Dosis vaksin tambahan direkomendasikan kepada warga berusia 50 tahun, mengalami obesitas atau memiliki penyakit kronis. Mereka disarankan untuk mendapat suntikan dengan vaksin Pfizer enam bulan setelah vaksinasi Sinopharm dosis lengkap.

Kini, kondisi infeksi harian di Bahrain mulai stabil. Jumlah rata-rata infeksi baru yang dilaporkan setiap hari turun lebih dari 2.200 kasus dalam tiga pekan terakhir.

Chile

Awal 2021 Pemerintah Chile mengumumkan memulai vaksinasi massal. Mereka menggunakan vaksin asal Tiongkok, Sinovac pada fase satu.

Sampai saat ini sudah 21,7 juta warga yang diberi vaksin Covid-19. Sebanyak 9,75 juta atau 51,4% telah mendapat dosis penuh. Warga Chile mayoritas disuntik vaksin Sinovac. Chile juga masuk kelompok elite negara dengan vaksinasi tercepat di dunia.

Melansir data yang dirilis Worldometers, penambahan kasus Covid-19 di Chile stabil di angka di atas 5.000 jiwa.

Dilansir Reuters, Presiden Chile kini tengah mempertimbangkan pemberian dosis ketiga demi menahan laju penularan Covid-19. Selain menggunakan Sinovac, Chile juga menggunakan vaksin Pfizer, Cansino dan AstraZeneca.

HEALTH-CORONAVIRUS/CHILE-VACCINE
HEALTH-CORONAVIRUS/CHILE-VACCINE (ANTARA FOTO/REUTERS/Ivan Alvarado/nz/cf)

Seychelles

Saat ini sudah 138 ribu dosis vaksin virus corona diberikan ke warga Seychelles. Sebanyak 67.016 orang atau 68,6% warga sudah divaksin dosis penuh. Seychelles pun menjadi negara dengan vaksinasi tercepat dunia. Bahkan kecepatan vaksinasi Seychelles mengalahkan negara-negara besar dunia.

Seychelles melaporkan rata-rata 146 infeksi baru setiap hari. Pada 13 Mei 2021, Seychelles mengalami lonjakan kasus dengan tambahan 1.012 kasus dalam sehari.

Pada 21 Juni 2021, pemerintah setempat lewat kantor berita Seychelles News Agency mengumumkan akan mendapat vaksin Pfizer melalui donasi dari Amerika Serikat di bawah program COVAX.

“Vaksin Pfizer telah disetujui, dan Kementerian Kesehatan sedang dalam negosiasi untuk menggunakannya bagi anak-anak berusia antara 12 dan 17 tahun,” kata Komisaris Kesehatan Masyarakat Seychelles Jude Gedeon, dikutip dari Seychelles News Agency pada Jumat (25/6).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Pingit Aria

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...