Mercedes-Benz Membocorkan Data Pribadi 1.000 Pelanggannya
Data pelanggan dan pembeli Mercedes-Benz Bocor. Perusahaan mobil premium ini mengaku tak sengaja membocorkan informasi pribadi dan sensitif milik 1.000 pelanggan ke platform penyimpanan cloud.
Mengutip ThreatPost, data yang bocor ini merupakan informasi yang dimasukan oleh pembeli dan pelanggan yang tertarik di situs web dealer dan Mercedes-Benz sepanjang 1 Januari 2014 hingga 19 Juni 2017.
Kebocoran data ini ditemukan dari peneliti keamanan eksternal yang telah memberikan petunjuk.
Data yang bocor berupa skor kredit, nomor SIM dan jaminan sosial, serta informasi kartu kredit.
Mercedes-Benz tidak mengungkapkan kapan pertama kali menyadari ada potensi kebocoran data ini. Mereka juga tidak menyebutkan mengapa sampai empat tahun sejak 2019, baru mengungkapkan ada kebocoran data ini.
Agar pelanggannya tidak terlalu khawatir akibat kejadian bocornya data ini, Mercedes menjamin tidak ada sistem yang disusupi dan sejauh ini tidak ada file yang disalahgunakan.
Namun, erangan siber oleh para peretas (hacker) menjadi isu global yang menjadi ancaraman semua negara dan . Berdasarkan laporan Audit Analytics pada Mei 2020, setidaknya terdapat sembilan informasi perusahaan yang paling banyak menjadi incaran para peretas, seperti terlihat dalam databoks berikut ini:
Akibat kebocoran data yang terjadi, Mercedes-Benz mengumumkan penyelidikan untuk menilai aksesibilitas sekitar 1,6 juta catatan unik. Sebagian besar di antaranya termasuk informasi seperti nama, alamat, email, nomor telepon, dan beberapa informasi kendaraan yang dibeli.
Perusahaan juga telah mulai menghubungi kurang dari 1.000 orang yang informasi pribadi tambahannya bocor dan dapat diakses publik.
Sebagai kompensasinya, Mercedes menawarkan layanan pemantauan kredit secara gratis selama dua tahun bagi pemilik informasi kartu kredit, nomor SIM atau nomor jaminan sosial tersebut.