Studi AS: Antibodi Infeksi Covid-19 Bisa Serang Organ Tubuh Sehat

Rizky Alika
5 Januari 2022, 18:54
covid-19, corona, antibodi
ANTARA FOTO/REUTERS/Yves Herman/hp/sa.
Dokter Ruxandra Divan berada di Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk pasien COVID-19 di \"Hopitaux Civils de Colmar\" di Colmar, Prancis, Prancis, Rabu (15/12/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Yves Herman/hp/sa.

Sebagian orang memperoleh antibodi Covid-19 dari infeksi alami. Namun, penelitian menunjukkan sistem kekebalan tersebut bisa menyerang organ tubuh yang sehat.

Studi dilakukan pada 177 petugas kesehatan di wilayah Los Angeles, Amerika Serikat yang pulih dari corona. Mereka memiliki autoantibodi persisten serta dapat menyebabkan peradangan kronis dan cedera pada persendian, kulit, dan sistem saraf.

Para penyintas juga memiliki peningkatan kadar antibodi yang secara keliru dapat menyerang organ dan jaringan mereka sendiri pada beberapa bulan setelah pulih dari infeksi SARS-CoV-2. Bahkan, kondisi ini juga terjadi meskipun para penyintas tidak mengalami gejala parah.

“Kami tidak mengharapkan autoantibodi meningkat atau tetap meningkat selama enam bulan setelah pemulihan penuh,” kata Susan Cheng dari Cedars-Sinai Smidt Heart Institute di Los Angeles, Amerika Serikat, rabu (5/1) dikutip dari Reuters. Studi tersebut mendapatkan persetujuan dari Cedars-Sinai Smidt Heart Institute.

Para peneliti melaporkan, pola peningkatan autoantibodi bervariasi antara pria dan wanita. Cheng mengatakan, pihaknya belum tahu berapa lama antibodi akan terus meningkat atau menyebabkan gejala klinis penting. Oleh karena itu, penting agar pemantauan terus dilakukan.

Tim peneliti sedang menyelidiki apakah peningkatan autoantibodi berhubungan dengan gejala pada masa perawatan panjang atau long Covid-19. Mereka juga berencana untuk mempelajari tingkat autoantibodi setelah terinfeksi varian virus yang lebih baru. Meski begitu, penelitian tersebut memerlukan studi lebih lanjut serta belum disertifikasi oleh rekan sejawat.

Di Indonesia, pemerintah telah menggelar serosurvei untuk mengetahui tingkat antibodi Covid-19 di masyarakat. Berdasarkan hasil survei, mayoritas populasi telah memiliki antibodi untuk melawan virus corona.

Secara keseluruhan, 86,6% dari populasi yang disurvei telah memiliki antibodi SARS-CoV-2 dengan baik. Mereka mendapatkan antibodi karena pernah terinfeksi atau telah disuntik vaksin Covid-19.

"(Selain itu ada) 73,2% populasi dari daerah yang disurvei ternyata memiliki antibodi. Padahal belum pernah terdeteksi positif Covid-19 dan tervaksinasi," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers daring, Selasa (4/1).

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, antibodi Covid-19 bisa terbentuk pada orang yang belum terinfeksi maupun tervaksin lantaran ia tidak menyadari pernah terpapar virus corona.

"Dia tidak sadar sudah pernah terinfeksi," kata Pandu saat dihubungi Katadata.co.id, akhir pekan lalu (31/12). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Selasa (4/1), angka kesembuhan pasien corona di Tanah Air telah mencapai 4.114.969 orang.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...