The Line, Proyek Ambisius Pangeran Saudi untuk Bangun Neom
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman memiliki rencana ambisius dengan membangun kota pintar Neom, di sebuah daerah tandus dan dikelilingi padang pasir. Kota ini diproyeksikan sebagai pusat bisnis masa depan Arab Saudi, dan dipenuhi segala kemajuan teknologi untuk mendukung kota yang ramah lingkungan.
Kota Neom akan berdiri di gedung yang disebut "The Line". Bangunan kembar dengan fasad cermin pada bagian luarnya ini akan memiliki luas 34 kilometer persegi. Di dalamnya akan berisi rumah, kantor, sekolah, dan ruang publik, yang berdiri secara vertikal hingga ketinggian 500 meter, serta lebar 200 meter.
Bangunan ini akan membentang sepanjang 170 kilometer, dari Laut Merah di sebelah barat, hingga ke kawasan pegunungan di kawasan timur. Biaya untuk proyek ambisius ini disebut-sebut mencapai US$ 1 triliun atau hampir Rp 15 ribu triliun.
Menurut Bin Salman, The Line akan mengatasi tantangan yang dihadapi umat manusia dalam kehidupan perkotaan saat ini, dan akan menyoroti cara-cara alternatif untuk menjalani kehidupan. Neom juga akan memberikan solusi baru dan imajinatif untuk mengatasi permasalah ini. "Neom memimpin tim dengan pemikiran paling cemerlang dalam arsitektur, teknik, dan konstruksi untuk mewujudkan gagasan membangun ke atas," ujar Putra Mahkota dikutip dari situs resmi Neom, Selasa (26/7).
“Neom tetap menjadi salah satu proyek terpenting Visi Saudi 2030, dan komitmen kami untuk mewujudkan The Line atas nama bangsa tetap teguh,” lanjutnya.
Mohammed bin Salman, pertama kali meluncurkan rencana untuk "The Line" pada Januari 2021, proyek konstruksi besar pertama untuk zona bisnis Neom senilai US$ 500 miliar. Menurutnya, proyek ini bertujuan mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi, sehingga tidak hanya mengandalkan minyak.
Meski saat ini Arab Saudi masih memiliki ladang minyak Ghawar yang menjadi ladang minyak bumi terbesar di dunia. Menurut situs Stacker, Ghawar memiliki cadangan minyak (masa lalu dan ditambah masa yang akan datang) mencapai 96 miliar barel.
Menyitir laporan Bloomberg, Sang Pangeran mengatakan bahwa rencananya untuk membangun kembali Arab Saudi melibatkan peningkatan populasi dari sekitar 34 juta orang saat ini, menjadi 60 juta pada 2030. Setengah dari mereka akan menjadi warga asing.
Teknologi di Neom
Putra Mahkota mengungkapkan, kota ini akan berjalan dengan teknologi yang ramah lingkungan. "100% energi terbarukan," ucapnya Senin (25/7) seperti dikutip Reuters.
Kantor Berita Arab Saudi, SPA melaporkan, secara infrastruktur kota ini akan mengandalkan transportasi kereta api berkecepatan tinggi, yang memungkinkan transit dari baratke ujung timur kota selama 20 menit. Untuk itu, sekitar 9 juta penduduk yang diproyeksikan hidup di "The Line" tak membutuhkan mobil.
The Line menawarkan pendekatan baru untuk desain perkotaan, yaitu ide untuk melapisi fungsi kota secara vertikal sambil memberi masyarakat kemungkinan bergerak tanpa hambatan dalam tiga dimensi, baik ke atas, bawah, atau seberang. Konsep yang disebutnya sebagai urbanisme tanpa gravitasi. Berbeda dari sekadar gedung tinggi, konsep bangunan ini meliputi ruang publik dan area pejalan kaki, sekolah, rumah, serta tempat kerja, sehingga seseorang dapat bergerak dengan mudah untuk mencapai semua kebutuhan sehari-hari dalam jarak lima menit berjalan kaki.
His Royal Highness announces designs for #THE_LINE, the city of the future in #NEOM.#SPAGOV pic.twitter.com/LDyQrMd0lF— SPAENG (@Spa_Eng) July 25, 2022
"Desain The Line mewujudkan bagaimana komunitas perkotaan di masa depan dalam lingkungan yang bebas dari jalan, mobil, dan emisi," kata sang pangeran, seperti dikutip Reuters.
Selain itu, kota akan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) secara otonom, untuk segala layanan dan jasa.
Sumber Dana Pembangunan "The Line"
Tahap pertama proyek, yang berjalan hingga 2030, akan menelan biaya sekitar 1,2 triliun riyal atau sekitar Rp 4.785 triliun. Setengahnya dari dana tersebut akan ditanggung dana kekayaan negara kerajaan, kata Pangeran Mohammed bin Salman, seperti dikutip Bloomberg.
Sisanya, 600 miliar riyal atau sekitar Rp 2.392 triliun, para pejabat akan berusaha untuk mengumpulkannya dari dana kekayaan berdaulat lainnya di wilayah tersebut, termasuk investor swasta di Arab Saudi dan luar negeri, serta penawaran umum perdana Neom di pasar saham Saudi.
Menurut Bin Salman, Neom akan mulai menarik investor potensial utama pada akhir tahun ini.
Untuk melengkapi pendanaan proyek tersebut, Kerajaan Saudi juga berencana berinvestasi di negara tetangga Mesir, termasuk di kawasan wisata Sharm el-Sheikh, yang terletak di seberang Laut Merah dari Neom. “Kami akan menciptakan investasi besar di Mesir,” katanya.