Kasus Covid-19 Melandai, Cina Longgarkan Lockdown di Shenzhen
Kasus virus corona di kota Shenzhen, Cina mulai stabil. Untuk itu, pemerintah kota tersebut mulai melonggarkan lockdown pada Senin (5/9).
Mengutip dari Reuters pada (6/9), Shenzhen melaporkan 71 kasus baru Covid-19 pada Minggu (4/9), turun dari sehari sebelumnya sebanyak 89 kasus. Secara kumulatif, kasus Covid-19 sejak akhir Agustus sekitar 500, lebih sedikit dari gelombang penularan terakhir pada pertengahan Maret.
Oleh karena itu, pelonggaran pembatasan dilakukan pada restoran dengan kapasitas sebesar 50%. Selain itu, sejumlah taman kota mulai dibuka dengan jumlah pengunjung setengah dari kapasitas. Kemudian, stasiun kereta bawah tanah mulai kembali beroperasi.
Sementara, tempat-tempat hiburan ditutup dan acara besar masih ditangguhkan pada sebagian besar kota. Sebagian besar masyarakat dilarang mengunjungi kompleks perumahan, kecuali mereka masuk dalam daftar orang yang diizinkan masuk.
Adapun, pelonggaran diputuskan untuk mengurangi dampak lockdown sambil mematuhi kebijakan nol Covid-19. Apalagi, pemerintah menemukan lebih sedikit kasus Covid-19 di antara mereka yang tidak dikarantina dalam beberapa hari terakhir.
Sebelumnya, sebanyak 17,7 juta penduduk Shenzen harus berada di rumah sejak akhir Agustus untuk menjalankan tes Covid-19 sebanyak dua putaran. Sementara, layanan bus dan kereta bawah tanah dihentikan.
Sebagai informasi, Cina tetap membatasi aktivitas secara ketat untuk menekan penularan virus corona. Kebijakan ini diterapkan ketika sebagian besar negara telah melonggarkan pembatasan untuk beradaptasi dengan virus.
Sebelumnya, Cina mengunci 21 juta penduduk Kota Chengdu di Provinsi Sichuan, bagian barat negara tersebut. Chengdu melaporkan 157 infeksi menular di dalam negeri pada Rabu (31/8).
Chengdu pun menjadi kota terbesar di Cina yang dikunci setelah Shanghai. Meski demikian, lockdown di Cina semakin mengaburkan prospek ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.