Mengenal Jean-Jacques Rousseau, Sosok Filsuf Francis yang Fenomenal
Jean-Jacques Rousseau merupakan sosok filsuf Prancis dari Swiss yang terkenal karena membahas terkait Kontrak Sosial. Ia juga dikenal dari beragam karyanya dan justru dikenal sebagai filsuf modern yang paling tidak akademis.
Namun, karya-karyanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu hingga saat ini. Karya yang dibuat oleh Jean-Jacques Rousseau adalah mulai dari A Disclosure on the Origins of Inequality pada 1755, The Social Contract pada 1762, novel Julie atau The New Eloise pada 1761, dan Emile atau On Education pada 1762, kemudian Confessions pada 1782.
Berkaitan dengan hal tersebut, tentu menarik membahas biografi Jean-Jacques Rousseau. Berikut ini ulasan mengenai biografi Jean-Jacques Rousseau lengkap melansir dari britannica.com.
Masa Kecil Jean-Jacques Rousseau
Jean-Jacques Rousseau dibesarkan oleh ayahnya karena sang ibu meninggal dunia tepat saat melahirkannya. Ayah Jean-Jacques Rousseau terlibat permasalahan dengan pemerintah setempat dan membuatnya harus meninggalkan Jenewa agar tidak dipenjara.
Akhirnya, Jean-Jacques Rousseau pun ikut dengan keluarga ibunya selama 6 (enam) tahun. Selama itu, ia direndahkan dan dipermalukan. Ia pun memutuskan lari dari Jenewa dan berpetualang sebagai seorang mualaf Katolik Roma.
Kemudian, ia berlabuh di Provinsi Savoy dan bertemu seorang sosok yang dermawan bernama Baroness de Warens atau Louise-Eleanore de la Tour du Pil, baroness de Warens. Jean-Jacques Rousseau pun bekerja kepadanya sebagai pelayan. Jean-Jacques Rousseau juga melanjutkan pendidikannya di sana.
Kunjungan Teman dan Terbitnya Karya Jean-Jacques Rousseau
Pada usia 30 tahun, Jean-Jacques Rousseau hidup di Paris dan bertemu dengan pemuda dari provinsi lain yang juga berminat di bidang sastra bernama Denis Diderot. Keduanya pun berkecimpung dalam bidang tersebut hingga menjadi sangat sukses dan kerap berkumpul di sekitar FrenchEncyclopedie yang saat itu Diderot ditunjuk sebagai editor.
Encyclopedie adalah sebuah ‘organ’ penting terkait banyaknya opini radikal dan antiklerikal. Jean-Jacques Rousseau adalah sosok yang paling orisinal dari mereka semua. Pemikirannya yang kuat dan fasih juga dinilai yang paling mencolok.
Jean-Jacques Rousseau menulis tentang musik serta prosa dan salah satu operanya yang berjudul Le Devin du village atau The Village Soothsayer pada 1752 menarik perhatian Raja Louis XV. Akhirnya ia pun mendapat apresiasi dan menjadi seorang yang sejahtera, tetapi bagian dari dirinya menolak kemuliaan itu.
Pada usia 37 tahun, Jean-Jacques Rousseau pergi ke Vincennes mengunjungi Didrerot. Diderot dipenjara karena tulisannya yang dianggap tidak religius.
Jean-Jacques Rousseau juga sempat merilis karya A Discourse on the Science and the Arts pada 1750 atau dengan judul resmi Discours sur les sciences et les arts. Dalam karya tersebut, Jean-Jacques Rousseau menyampaikan tentang pemikirannya bahwa sepanjang hidupnya, Rousseau terus kembali ke pemikiran bahwa manusia pada dasarnya baik, tetapi sayangnya telah dirusak oleh masyarakat itu sendiri dan peradaban.
Selain itu, ia juga mengatakan masyarakat dan peradaban menjadi lebih berbahaya karena keduanya semakin canggih. Gagasan ini bukanlah gagasan yang asing pada saat itu karena banyak penulis Katolik Roma yang menyesalkan arah kebudayaan Eropa sejak Abad Pertengahan.
Karya Terkemuka Jean-Jacques Rousseau tentang Ketidaksetaraan
Reformasi Jean-Jacques Rousseau dalam Discours sur l’origine de l’inegalite yang rilis pada 1744 atau Discourse on the Origin of Inequality membedakan dua jenis ketidaksetaraan. Ketidaksetaraan itu adalah yang alami dan yang buatan.
Ketidaksetaraan alami timbul dari adanya perbedaan kekuatan, kecerdasan, dan lain sebagainya. Sedangkan ketidaksetaraan buatan timbul dari konvensi atau aturan yang mengatur masyarakat.
Jean-Jacques Rousseau mencoba merekonstruksi fase awal kehidupan manusia. Jean-Jacques Rousseau menyatakan manusia yang sebenarnya bukanlah makhluk sosial, tetapi benar-benar individualis.
Kehidupan bermasyarakat baginya menimbulkan kejahatan karena masyarakat menjadi saling membandingkan dan menginginkan rasa hormat. Setiap manusia pun ingin menjadi lebih baik daripada orang lain.
Tahun Pengasingan Jean-Jacques Rousseau
Pada saat Lettre a d’Alembert sur les atau Surat Kepada Monsieur d’Alembert di Teater muncul di media cetak, Jean-Jacques Rousseau pergi dari Paris untuk hidup berdampingan dengan alam. Ia hidup di pedesaan temannya Me d’Epinay dekat Montmorency.
Namun beberapa saat kemudian, Jean-Jacques Rousseau pun pergi ke Mountlouis. Ketika risalahnya Emile: ou, de l’education atau Emile; atau In Education terbit dan terbit dan menimbulkan skandal para Jansenis dari Parlemen Prancis dan ketika Social Contract membuat skandal Calvinis Jenewa, buku itu pun akhirnya dibakar selaras dengan pemerintah Paris.
Mereka juga memerintahkan sang penulis ditangkap. Marechal de Luxembourg yang melindungi Jean-Jacques Rousseau pun hanya dapat menyediakan kereta baginya untuk melarikan diri. Setelah resmi meninggalkan kewarganegaraan Jenewa pada 1763, Jean-Jacques Rousseau menjadi buronan dan terus berpindah dari satu tempat berlindung ke tempat lainnya.
Akhir Hayat Jean-Jacques Rousseau
Dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir Jean-Jacques Rousseau, ia menghasilkan tulisan autobiografi. Isinya membenarkan dirinya atas tuduhan musuhnya.
Melalui karya Confessions, Jean-Jacques Rousseau memulihkan ketenangan pikirannya di tahun-tahun terakhirnya. Saat ia diberikan perlindungan oleh bangsawan Prancis yakni Pangeran de Conti kemudian Marquis de Girardin, ia pun meninggal dunia. Jean-Jacques Rousseau meninggal dunia pada 2 Juli 1778.