Malaysia Krisis Pasokan Air, Warga Borong Air Kemasan
Masyarakat Malaysia mengalami kepanikan usai air Sungai Muda mengering. Akibatnya Sungai Muda tak dapat memasok air secara maksimal. Normalnya Sungai Muda dapat menyuplai kebutuhan air masyarakat Malaysia hingga 1000 juta liter air per hari.
Presiden Penang Water Watch Chan Ngai Weng mengatakan kondisi ini sebagai “peringatan” kepada warga Penang yang selama ini terlalu boros menggunakan air.
“Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” katanya seperti dilansir dari The Star, Minggu (21/5).
Penurunan muka air di Sungai Muda terjadi sejak Minggu, (14/5) lalu. Perbadanan Bekalan Air Pulau Pinang (PBAPP) menginformasikan ketinggian Sungai Muda turun hingga di bawah satu meter. Kondisi ini membikin kapasitas air di beberapa bendungan di Malaysia turut menyusut.
Bendungan Ayar Itam misalnya, hanya terisi 39,8%, Bendungan Teluk Bahang 46,2% dan bahkan Bendungan Mengkuang yang lebih besar, yang biasanya terisi lebih dari 90%, turun menjadi 88,2%.
Satu juta orang Penang dan Kedahan berebut air setelah aliran air keran sempat mengering.
Menteri Chow Kon Yeow sempat mengimbau warga Penang dan Kedah untuk menghemat air. Dalam kasus Bendungan Ayer Itam, pasokan air bahkan hanya cukup untuk bertahan selama 120 hari.
Selain Penang dan Kedahan, warga Selangor juga mengalami pemadaman air pada Selasa (16/5). Pasokan air bersih di 99 area di Klang, Shah Alam, dan Kuala Selangor sedikit terhambat akibat perbaikan darurat.
Walhasil masyarakat Malaysia mengalami ‘panic buying’ air minum. Mereka merasa perlu mengamankan persediaan air untuk bertahan hidup, sehingga ramai-ramai memborong air minum di supermarket hingga stok di beberapa rak ludes.
Dalam video yang tersebar, nampak masyarakat memborong air kemasan hingga berdus-dus banyaknya.
Sementara itu, Terkait gangguan yang membikin terbukanya gerbang bendungan di Sungai Muda, Presiden Penang Water Watch Chan Ngai Weng mengatakan perlu ada pemeriksaan khusus. Ia curiga karena peringatan otomatis mati ketika gerbang bendungan terbuka karena sensor yang salah.
“Komputer tidak membuat kesalahan. Pihak berwenang harus memeriksa apakah peringatan dimatikan, atau ada perintah yang salah dimasukkan, atau ada virus dalam program tersebut,” katanya.
“Seharusnya juga ada peringatan merah umum ke setiap tingkat otoritas di Penang dan Kedah ketika permukaan air Sungai Muda turun di bawah level tertentu,” ungkap Chan.
Belakangan masyarakat menyalahkan pemerintah Penang dan Penang Water Supply Corporation atas krisis air yang mereka alami.