Menlu ASEAN Bahas Kesepakatan Bebas Nuklir, Bagaimana Perkembangannya?
Pertemuan hari pertama menteri luar negeri ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta akan dimulai hari ini, Selasa (11/7). Salah satu rangkaian utama pertemuan hari ini akan membahas kelanjutan kesepakatan kawasan bebas senjata nuklir di ASEAN atau SEANWFZ.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan, ada tiga agenda utama yang dijadwalkan hari ini, yakni pertemuan dengan komisi HAM di ASEAN, pertemuan dengan komisi SEANFWZ dan petemuan menlu ASEAN dengan format plenary. Salah satu tujuan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini adalah mendorong pembahasan protokol kawasan bebas nuklir.
Menurut Retno, inisiatif ini sudah diusulkan sejak lama. Tujuannya meminta komitmen lima negara pemilik senjata nuklir untuk tidak mengembangkan senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara.
Lalu bagaimana perkembangannya jelang pertemuan para menlu ASEAN hari ini?
Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Sidharto Suryodipuro menjelaskan, ASEAN telah berkonsultasi untuk menyampaikan rencana itu kepada lima perwakilan misi diplomatik negara pemilik senjata nuklir. Kelima negara tersebut antara lain Cina, Rusia, AS, Inggris dan Prancis.
Konsultasi itu merupakan pertemuan pertama yang dilakukan sebagai mandat hasil keputusan komisi SEANWFZ pada tahun lalu. Adapun konsultasi tersebut hanya berupa penyampaian hasil keputusan negara anggota ASEAN.
Selain pertemuan itu, ASEAN diketahui belum banyak berkomunikasi dengan lima negara pemilik senjata nuklir, termasuk dengan salah satu negara yang dikabarkan sudah bersedia menandatangani protokol. Hal ini karena asosiasi sejauh ini masih pada tahap persiapan internal.
"Pembahasan ini kan berhenti pada 2012, jadi ASEAN juga harus melihat kembali dokumen-dokumen dari tahun 2012, intinya apakah bisa dilanjutkan seperti apa adanya atau harus ada perubahan," kata Sidharto dalam media briefing yang digelar Senin malam (10/7).
Tahapan persiapan internal terkait protokol kawasan bebas nuklir ASEAN itu juga telah dibahas dalam pertemuan di level pejabat senior ASEAN pada Senin (10/7). Hasil pembahasan di level senior itu kemudian akan menjadi rekomendasi dalam pertemuan di level menteri luar negeri ASEAN hari ini.
Selain itu, ia menyebut komisi SEANWFZ tidak membahas keberadaan teknologi kapal selama bertenaga nuklir dalam konteks kesepakatan tersebut. "Dan tidak ada agenda terkait kapal selam (tenaga nuklir)," ujar Sidharto.
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData