Inflasi Amerika Melandai pada Juni, The Fed Tak akan Naikkan Bunga?

Agustiyanti
31 Juli 2023, 07:01
inflasi, amerika serikat, inflasi AS
ANTARA FOTO/REUTERS/David Ryder/ama/dj
Ilustrasi. Data inflasi AS pada Juni 2023 memperkuat rilis terbaru The Fed bahwa kenaikan harga-harga sudah mulai mereda.

Inflasi Amerika Serikat melandai pada Juni, sebesar 0,2% secara bulanan atau 3% secara tahunan. Inflasi tahunan pada bulan lalu tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2021 dan turun dibandingkan Mei 2023 sebesar 3,8%.

Data terbaru yang dirilis pada Jumat (28/7) menunjukkan, harga barang turun 0,1% tetapi harga jasa naik 0,3% pada Juni 2023. Inflasi inti atau kenaikan harga barang dan jasa di luar makanan dan energi tercatat sebesar 0,2% secara bulanan, sesuai dengan perkiraan Dow Jones. 

Inflasi inti secara tahunan masih mencapai 4,2% Meski masih di level 4%, inflasi inti tersebut adalah yang terendah sejak September 2021 dan turun dibandingkan bulan sebelumnya 4,6%. .

Pasar bereaksi positif terhadap laporan tersebut. Pasar saham berjangka tercatat lebih tinggi, sedangkan imbal hasil treasury lebih rendah.

"Rilis ekonomi hari ini menegaskan kembali narasi di pasar bahwa inflasi mereda dan pertumbuhan ekonomi berlanjut. Ini merupakan lingkungan yang menguntungkan untuk aset berisiko," kata George Mateyo, kepala investasi di Key Private Bank, seperti dikutip dari CNBC. 

Ia memperkirakan The Fed dan para investor akan senang dengan data-data inflasi ini. Inflasi yang melandai dapat mendorong The Fed menyetop sementara kenaikan suku bunga dalam jangka panjang. 

Data inflasi terbaru juga  memperkuat rilis terbaru The Fed bahwa kenaikan harga-harga sudah mulai mereda. Pembacaan seperti indeks harga konsumen menunjukkan kenaikan inflasi yang lebih lambat, sedangkan ekspektasi konsumen juga kembali sejalan dengan tren jangka panjang.

Pejabat The Fed memantau data inflasi inti dengan cermat karena menggambarkan perubahan perilaku dari konsumen dan tampilan yang berbeda pada tren harga daripada inflasi secara umum. 

Seiring dengan data inflasi, Departemen Perdagangan mencatat, pendapatan pribadi di AS naik 0,3% sedangkan pengeluaran meningkat 0,5%. 

Laporan itu muncul hanya dua hari setelah The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga  25 bps, kenaikan ke-11 sejak Maret 2022 dan yang pertama sejak melewatkan pertemuan Juni.  Kenaikan itu membawa suku bunga pinjaman utama bank sentral ke kisaran target 5,25% -5,5%, level tertinggi dalam lebih dari 22 tahun.

Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan bahwa keputusan di masa depan tentang pergerakan suku bunga akan didasarkan pada data yang masuk daripada arah kebijakan yang telah ditetapkan. Pejabat bank sentral umumnya percaya bahwa inflasi masih terlalu tinggi meskipun trennya positif baru-baru ini dan ingin melihat beberapa bulan data yang solid sebelum mengubah arah suku bunga.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...