Cina dan Indonesia Siap Selaraskan Strategi Pembangunan Belt and Road
Cina bersedia lebih menyelaraskan strategi pembangunan dengan Indonesia, mengupayakan kerja sama Belt and Road yang lebih mendalam dan berkualitas, serta menciptakan proyek kerja sama yang lebih berstandar tinggi dan berkelanjutan demi kesejahteraan kedua bangsa.
Pernyataan tersebut disampaikan Perdana Menteri Cina Li Qiang saat bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin yang tengah berkunjung di Nanning, wilayah otonomi Guangxi Zhuang.
Mengutip China Daily, kunjungan Ma'ruf Amin ke Cina ini dalam rangka menghadiri upacara pembukaan Pameran Cina-ASEAN ke-20 dan KTT Bisnis dan Investasi Cina-ASEAN, yang akan dilaksanakan pada Minggu (17/9).
Selama pertemuan, Li Qiang menyerukan kedua belah pihak untuk memperkuat rasa saling percaya politik, saling mendukung dengan tegas, terlibat dalam kerja sama strategis tingkat tinggi dan terus meningkatkan kualitas, tingkat, dan efektivitas membangun komunitas bilateral.
Ia menyebutkan, bahwa kedua negara harus memprioritaskan kerja sama dibandingkan inisiatif-inisiatif, termasuk Koridor Ekonomi dan Komprehensif Regional, serta mengupayakan pertukaran dan kerja sama yang lebih erat di bidang pendidikan, kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olahraga.
Cina juga bersedia memperkuat kerja sama multilateral dengan Indonesia, bersama-sama menjunjung tinggi persatuan dan sentralitas ASEAN, dan menjaga arah kerja sama Asia Timur yang benar. Kemudian, memberikan lebih banyak stabilitas dan energi positif ke dalam pembangunan regional dan global.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin sendiri menyatakan kesiapan Indonesia memperdalam kerja sama bilateral di bidang ekonomi, serta meningkatkan koordinasi dan saling mendukung dalam urusan regional dan multilateral.
Dilansir dari Xinhua, pameran Cina-ASEAN ke-20 dan KTT Bisnis dan Investasi Cina-ASEAN akan berlangsung selama empat hari, dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama dan integrasi ekonomi antara Cina dan negara-negara ASEAN.
Cina sendiri telah menjadi mitra dagang terbesar ASEAN selama 14 tahun berturut-turut, dan kedua pihak telah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain selama tiga tahun berturut-turut.
Perdagangan antara Cina dan negara-negara ASEAN pada 2022 lalu tercatat melebihi US$ 970 miliar. Hal ini mencerminkan semakin dalamnya hubungan ekonomi antara kedua belah pihak.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning mengatakan, melalui pameran ini, Cina bermaksud bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat untuk menjajaki peluang, menghadapi tantangan, dan meningkatkan kerja sama.
Pameran ini akan fokus pada penerapan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dengan cara yang berkualitas, mendorong liberalisasi perdagangan dan investasi, meningkatkan konektivitas regional, dan membangun perekonomian regional yang terbuka.