RS di Gaza Kewalahan Terima Jenazah, Sebagian Disimpan di Truk Es Krim
Rumah sakit di Gaza sudah tidak lagi mampu menampung jenazah warga Palestina yang tewas akibat serangan udara di Israel. Akibatnya, sebagian jenazah itu disimpan di truk es krim.
Berdasarkan video yang diunggah dari akun twitter Pusat Informasi Palestina @PalinfoAr truk es krim tersebut memiliki lemari pendingin yang memungkinkan jenazah bisa disimpan di tempat tersebut sebelum dikuburkan.
في غزة لم تعد ثلاجات المستشفيات تتسع لجثامين الشهداء فتم وضعهم في ثلاجات الآيسكريم pic.twitter.com/xI9NGURKZE— المركز الفلسطيني للإعلام (@PalinfoAr) October 14, 2023
Berdasarkan laporan Al Jazeera, setidaknya 1.900 warga Palestina tewas dan 7.696 luka-luka akibat serangan udara Israel di Gaza.
Militer AS terus melakukan serangan dengan melemparkan lebih dari 6.000 bom ke Gaza sebagai balasan dari serangan Hamas yang menewaskan lebih dari 1.300 orang Israel. Sebanyak 3.400 orang lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Lebih dari 1.300 bangunan di Jalur Gaza telah hancur akibat pemboman Israel, menurut PBB. Sementara Badan PBB untuk Koordinasi Kemanusiaan Dunia (OCHA) mengatakan “5.540 unit rumah” di gedung-gedung tersebut hancur dan hampir 3.750 rumah lainnya rusak parah sehingga tidak dapat dihuni.
Israel Beri Waktu 24 Jam Warga Sipil Mengungsi
Tentara Israel telah memerintahkan PBB untuk evakuasi semua warga sipil yang tinggal di Kota Gaza dan di utara Jalur Gaza, menjelang serangan darat yang dikhawatirkan terjadi di daerah tersebut. Sebanyak 1,1 juta orang yang tinggal di utara Gaza diberi waktu evakuasi dalam waktu 24 jam.
Israel menuduk kelompk Hamas bersembunyi di terowongan di bawah Kota Gaza.
“Evakuasi ini demi keselamatan Anda sendiri,” kata militer Israel, dalam sebuah peringatan yang dikirimkan kepada warga sipil Kota Gaza.
“Anda akan dapat kembali ke Kota Gaza hanya jika ada pengumuman lain yang mengizinkannya. Jangan mendekati area pagar keamanan Negara Israel,” tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa di hari-hari berikutnya, tentara Israel akan terus beroperasi secara signifikan di Kota Gaza dan melakukan upaya ekstensif untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil.
Ribuan Warga Palestina Mengungsi
OCHA menyatakan puluhan ribu orang di Gaza dilaporkan telah pindah ke wilayah selatan sebagai tanggapan atas perintah evakuasi Israel itu.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan evakuasi ratusan pasien yang terluka parah dari rumah sakit di Gaza utara tidak mungkin dilakukan “tanpa membahayakan nyawa mereka”.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada WHO bahwa nyawa pasien yang terluka parah akan terancam jika rumah sakit milik kementerian di utara Gaza berupaya memindahkan pasien. Banyak dari mereka membutuhkan alat bantu hidup.
“Dari ribuan pasien yang mengalami cedera dan kondisi lain yang menerima perawatan di rumah sakit, terdapat ratusan pasien yang terluka parah dan lebih dari 100 orang memerlukan perawatan kritis,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (14/10).
WHO menyatakan ultimatum 24 jam Israel agar 1,1 juta warga Palestina meninggalkan Gaza utara harus dibatalkan. “Evakuasi massal akan menjadi bencana – bagi pasien, petugas kesehatan, dan warga sipil lainnya yang tertinggal atau terperangkap dalam gerakan massal," tulis WHO.
“Ini adalah yang paling sakit dari yang sakit. Ribuan lainnya, juga yang menderita luka atau kebutuhan kesehatan lainnya, tidak dapat mengakses perawatan apa pun,” kata WHO.
“Waktu yang padat, logistik transportasi yang rumit, jalan rusak, dan, yang paling penting, kurangnya layanan pendukung selama transportasi, semuanya menambah kesulitan dalam memindahkan pasien dari rumah sakit di Gaza," tulis WHO lagi.
WHO meminta Israel untuk mencabut blokadenya terhadap Gaza dan segera membangun “koridor kemanusiaan” untuk memungkinkan pasokan medis yang menyelamatkan jiwa mencapai rumah sakit di daerah kantong Palestina yang terkepung.