Sultan Ibrahim dari Johor Diangkat Menjadi Raja Baru Malaysia
Sultan Ibrahim Iskandar dari negara bagian Johor akan dilantik menjadi Raja Malaysia mulai 31 Januari 2024. Sultan Ibrahim bakal menyandang gelar Yang Dipertuan Agong ke-17 selama lima tahun ke depan.
Dia merupakan Raja Malaysia dari Johor sejak terakhir kali dijabat oleh ayahnya, Almarhum Sultan Iskandar pada 34 tahun lalu. Sultan Iskandar adalah penguasa Johor terakhir yang menjadi Yang Dipertuan Agong antara tahun 1984-1989.
Keputusan untuk menunjuk Sultan Ibrahim menjadi raja Malaysia merupakan hasil rapat para sultan negara bagian ke-263 yang diselenggarakan di Istana Merdeka pada Jumat (27/10). Sultan Ibrahim bakal mengisi jabatan yang saat ini diduduki oleh Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dari negara bagian Pahang yang berakhir pada 30 Januari 2024.
“Rapat khusus ke-263 telah sepakat untuk menyatakan bahwa Yang Mulia Sultan Ibrahim, Sultan Johor Darul Ta'zim, telah dipilih sebagai Yang Mulia Yang Dipertuan Agong ke- 17 untuk masa jabatan lima tahun terhitung sejak 31 Januari 2024,” kata pernyataan yang dirilis oleh Sekretariat Kerjaan, Syed Danial Syed Ahmad.
Adapun Sultan Perak Nazrin Muizzuddin Shah juga akan dilantik menjadi Wakil Yang Dipertuan Agong. Sistem monarki di Malaysia mengatur penunjukan raja secara bergiliran dari sembilan penguasa negara bagian. Sistem ini mulai berlaku ketika Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Pemerintahan Inggris pada 1957.
Raja pertama Malaysia adalah penguasa negara bagian Negeri Sembilan Tuanku Abdul Rahman. Wajahnya masih tertera di uang kertas Malaysia.
Raja Malaysia saat ini, Sultan Abdullah, merupakan raja Malaysia ke-16. Dia naik takhta pada 2019 di usianya yang sudah menginjak 59 tahun. Pendahulunya Sultan Muhammad V dari Kelantan turun tahta setelah dua tahun naik jabatan.
