Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Tampung Ribuan Warga Palestina

Tia Dwitiani Komalasari
4 November 2023, 21:13
Rumah Sakit Indonesia di Gaza
mer-c.org
Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Rumah Sakit Indonesia menjadi harapan satu-satunya warga Palestina di Gaza utara di tengah meningkatnya serangan Israel ke daerah tersebut. Lebih dari 2.000 warga Palestina mengungsi di Rumah Sakit (RS) Indonesia. 

"RS Indonesia merupakan rumah sakit terbesar di Gaza utara, sehingga banyak korban luka-luka maupun meninggal dilarikan ke sini," kata Relawan organisasi kemanusiaan MER-C, Fikri Rofiul Haq, dikutip dari Antara, Sabtu (4/11).

Dia mengatakan, RS Indonesia merupakan satu-satunya rumah sakit dengan fasilitas yang cukup memadai di Gaza utara. Namun, RS Indonesia saat ini sedang mengalami krisis energi akibat tidak adanya aliran listrik.

Tempat itu kini hanya mengandalkan dua generator untuk menjalankan kegiatannya. Sayangnya, satu dari dua generator tersebut rusak, sedangkan satu generator yang masih berfungsi terkendala pasokan bahan bakar yang terbatas.

Terbatasnya bahan bakar disebabkan oleh blokade Israel yang membuat pasokannya tidak dapat masuk ke Jalur Gaza.
"RS Indonesia sebenarnya mempunyai panel surya, tetapi itu hanya bisa menyala siang hari dan kekuatan listriknya tidak bisa menghidupkan semua (peralatan rumah sakit), sehingga satu generator itu selalu menyala 24 jam," ucap Fikri.

Setidaknya 1.300 lebih korban jiwa, 60-80 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, telah dibawa ke RS itu dan lebih dari 4.000 korban luka-luka saat ini dirawat di sana.

Fikri mengatakan jumlah korban luka-luka yang sangat banyak membuat mereka harus dirawat di lorong-lorong rumah sakit.

Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Dikutip dari situs resmi MER-C, pembangunan RS Indonesia dimulai sejak 14 Mei 2011. Tanah RS Indonesia seluas 16.261 m2 merupakan wakaf dari Pemerintah Palestina di Gaza.

Sementara dana pembangunan RS sampai saat ini seluruhnya berasal dari donasi rakyat Indonesia melalui organisasi kemanusiaan MER-C. Hal itulah yang menyebabkan rumah sakit ini dinamakan RS Indonesia.

Ide pembangunan rumah sakit ini bermula saat tim medis pemerintah Indonesia dan MER-C menyalurkan bantuan kepada korban serangan Israel di Palestina pada Januari 2009. 

Akibat agresi Israel selama 22 hari, jumlah warga Palestina yang tewas tercatat 1.366 orang yang terdiri dari 437 anak-anak, 110 wanita dan 123 lansia. Sementara jumlah cedera tercatat 5.650 orang, data dari Kementerian Kesehatan Palestina.

Setelah menunggu selama dua pekan di perbatasan, Tim MER-C baru berhasil memasuki Jalur Gaza. Ketika itu, wilayah Gaza masih dalam keadaan puncak serangan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...