Netanyahu Diserang, Oposisi Israel Serukan Pemilu Baru

Safrezi Fitra
18 Desember 2023, 18:04
oposisi israel, netanyahu didesak mundur, pemilu israel
ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/hp/cf
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapatkan serangan dari negerinya sendiri. Oposisi Israel menyerukan Netanyahu mengakhiri jabatannya dan dilakukan pemilihan umum (Pemilu) baru di negara tersebut.

Yair Lapid, pemimpin oposisi Israel, menyerukan pemilu baru segera di tengah serangan yang terus berlangsung di Jalur Gaza. Mengutip Anadolu Agency (18/12), Lapid mengungkapkan hal ini dalam wawancara dengan Surat Kabar Yedioth Ahronoth pada Minggu (17/12).

“Netanyahu tak bisa berlanjut sebagai perdana menteri.” kata Lapid. “Pemilu bisa dilakukan bersamaan dengan perang."

Ini adalah kali pertama pemimpin oposisi Israel menyuarakan wacana pemilu baru di tengah eskalasi konflik di wilayah kantung Palestina yang terkepung. Seruan tersebut muncul di tengah peningkatan kritik terhadap Netanyahu, karena dia gagal mengakui bahwa Hamas bertanggung jawab atas serangan lintas batas yang terjadi pada 7 Oktober.

Dukungan warga Israel terhadap Netanyahu pun semakin menurun. Sebuah jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh Institut Penelitian Lazar untuk harian Israel Maariv, menunjukkan bahwa hanya 27 persen warga Israel yang percaya Netanyahu masih layak memimpin pemerintahan. Sisanya berpendapat beda.

Di sisi lain, jajak pendapat ini menunjukkan bahwa sebanyak 49 persen warga Israel menilai Ketua Partai Persatuan Nasional Benny Gantz sebagai orang yang lebih cocok untuk memimpin pemerintahan.

Warga Israel berharap hasil investigasi pasca-perang tentang serangan Hamas dapat mengakhiri karir politik Netanyahu, yang terpilih sebagai perdana menteri pada tahun 2022. Sejauh ini, Netanyahu belum memberikan tanggapan resmi terhadap pernyataan Lapid.

Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza. Otoritas kesehatan di wilayah tersebut mencatat bahwa serangan tersebut telah membunuh sedikitnya 18.800 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan wanita, dan melukai 51.000 lainnya.

Hampir 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas, dan lebih dari 130 orang masih menjadi sandera. Situasi konflik yang tidak berhenti ini membuat situasi di wilayah tersebut semakin sulit.

Mantan Menteri Pertahanan Britania Raya Ben Wallace telah memperingatkan bahwa kemarahan pembunuhan Israel di Gaza akan menempatkan Israel di ambang kehilangan otoritas hukum dalam konflik.

Serangan yang terus dilakukan terhadap warga Palestina berisiko memperparah konflik selama 50 tahun ke depan dan meradikalisasi generasi muda Muslim di seluruh dunia.

Reporter: Risma Kholiq

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...