Menjelang Pemilu, Inggris Memasuki Resesi

Hari Widowati
16 Februari 2024, 12:53
Ilustrasi ekonomi Inggris
ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley/AWW/dj
Inggris memasuki resesi setelah Produk domestik bruto (PDB) dalam tiga bulan terakhir di tahun 2023 turun 0,3%, menyusul kontraksi 0,1% yang dicatatkan pada periode Juli-September.
Button AI Summarize

Inggris tergelincir ke dalam resesi hanya beberapa bulan menjelang pemilihan umum. Produk domestik bruto (PDB) Inggris dalam tiga bulan terakhir di tahun 2023 turun 0,3%, menyusul kontraksi 0,1% yang dicatatkan pada periode Juli-September.

Secara teknis, suatu negara disebut mengalami resesi apabila mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Data ekonomi Inggris ini menggagalkan janji Perdana Menteri Rishi Sunak untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi.

"Semua sektor utama turun pada kuartal tersebut, dengan manufaktur, konstruksi dan grosir menjadi hambatan terbesar pada pertumbuhan, sebagian diimbangi oleh peningkatan di sektor hotel dan penyewaan kendaraan serta mesin," kata Direktur Statistik Ekonomi ONS Liz McKeown, seperti dikutip CNN, pada Kamis (15/2).

ONS memperkirakan bahwa PDB Inggris hanya naik 0,1% pada tahun 2023. Itu adalah kinerja terburuk sejak 2009 ketika ekonomi masih terguncang oleh krisis keuangan global, jika tahun 2020, yang terkena dampak pandemi, dikecualikan. Kenaikan output yang lemah tahun lalu mengikuti pertumbuhan 4,3% pada tahun 2022.

"Sepanjang tahun 2023, secara keseluruhan ekonomi Inggris secara umum datar," kata McKeown.

Berita ini akan menjadi kekecewaan bagi Sunak. Pasalnya, Partai Konservatif yang saat ini berkuasa di Inggris, akan mengikuti dua pemilihan lokal pada Kamis (15/2). Hal ini juga dapat memperlebar keunggulan Partai Buruh yang sudah memimpin dalam jajak pendapat menjelang pemilihan umum nasional yang diperkirakan akan diselenggarakan tahun ini.

"Meskipun dangkalnya resesi ini memberikan kenyamanan, angka-angka ini juga mengonfirmasi bahwa ekonomi kita tetap terkunci dalam siklus stagnasi yang terus-menerus sepanjang tahun 2023," kata Suren Thiru, Direktur Ekonomi di Institute of Chartered Accountants di Inggris dan Wales.

Data ini juga memberikan latar belakang yang tidak diinginkan untuk pengumuman anggaran tahunan pemerintah bulan depan. Menteri keuangan Inggris Jeremy Hunt diperkirakan akan mengumumkan pemotongan moderat pada beberapa jenis pajak, meskipun ekonomi sedang lesu dan tingkat utang pemerintah sangat tinggi.

Hunt mengatakan bahwa pertumbuhan yang rendah sudah diperkirakan karena tertekan oleh suku bunga yang tinggi. Bank of England, bank sentral Inggris, mengambil kebijakan suku bunga yang belum pernah terjadi selama 26 tahun terakhir untuk mengatasi inflasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...