Rusia Serang Pembangkit Nuklir Ukraina, IAEA Beri Peringatan Keras

Hari Widowati
9 April 2024, 07:00
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir
ANTARA FOTO/REUTERS/Francois Lenoir/File Photo/aww/sad.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperingatkan risiko "bencana nuklir besar" setelah pesawat tak berawak (drone) Rusia menyerang pembangkit listrik Zaporizhzhia di Ukraina, Minggu (7/4).
Button AI Summarize

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperingatkan risiko "bencana nuklir besar" setelah pesawat tak berawak (drone) Rusia menyerang pembangkit listrik Zaporizhzhia di Ukraina, Minggu (7/4). Pembangkit nuklir raksasa Zaporizhzhia merupakan pembangkit nuklir terbesar di Eropa.

Pembangkit nuklir yang memiliki enam reaktor itu berada di garis depan konflik Rusia-Ukraina. Rusia menuduh Ukraina berada di balik serangan yang menewaskan tiga orang itu. Namun, Ukraina membantahnya.

IAEA telah berulang kali memperingatkan akan adanya serangan semacam itu. "Serangan pesawat tak berawak itu merupakan serangan yang sembrono dan eskalasi besar dari bahaya keamanan dan keselamatan nuklir yang dihadapi pembangkit listrik tersebut," ujar Kepala IAEA Rafael Grossi, seperti dikutip BBC, Senin (8/4).

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, di Ukraina selatan, adalah yang terbesar di Eropa. Pasukan Rusia merebutnya tak lama setelah meluncurkan invasi skala penuh pada Februari 2022 dan telah mendudukinya sejak saat itu, bersama dengan sebagian besar wilayah Zaporizhzhia.

Fasilitas ini berhenti menghasilkan listrik pada tahun 2022. Namun, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) ini membutuhkan pasokan listrik yang konstan untuk mendinginkan salah satu reaktornya yang berada dalam kondisi "konservasi panas". Ini berarti reaktor tersebut tidak sepenuhnya offline.

IAEA, yang memiliki tim ahli di Zaporizhzhia, mengonfirmasi "dampak fisik dari serangan pesawat tak berawak" di PLTN tersebut, termasuk di salah satu reaktor.

Pihak pengelola PLTN yang dipasang oleh Rusia mengatakan bahwa tingkat radiasi masih normal dan tidak ada kerusakan serius.

IAEA mengatakan bahwa kerusakan tersebut tidak membahayakan keselamatan nuklir. Akan tetapi, badan PBB itu memperingatkan bahwa serangan itu adalah insiden serius yang berpotensi merusak integritas sistem penahanan reaktor.

Grossi menjelaskan bahwa telah terjadi setidaknya tiga serangan langsung terhadap struktur penahanan reaktor utama PLTN tersebut. "Ini tidak boleh terjadi. Tidak ada yang bisa mendapatkan keuntungan atau mendapatkan keuntungan militer atau politik dari serangan terhadap fasilitas nuklir," ujar Grossi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...