Blockout 2024, Gerakan Boikot Selebritas yang Bungkam Soal Krisis Gaza
Gerakan baru terkait konflik Israel-Palestina kembali muncul di media sosial, yakni Blockout 2024. Kampanye ini menargetkan para selebritas yang bungkam terhadap penderitaan yang dialami para penduduk Gaza, yang menjadi korban serangan Israel sejak Oktober 2023 lalu.
Para pesohor yang tetap diam tentang krisis di Gaza, menjadi target warganet yang menggunakan "guillotine digital" ini untuk memblokir mereka di media sosial dan platform streaming.
Taylor Swift, Drake dan banyak lagi telah menjadi target gerakan Blockout 2024, yang dimulai di media sosial TikTok. Kampanye ini muncul sebagai tanggapan terhadap diskonektivitas yang diperlihatkan para selebritas dunia terhadap realitas suram yang dialami penduduk Palestina di Gaza.
Selama berbulan-bulan, aktivis pro-Palestina telah membanjiri media sosial, dimana mereka mendesak bintang untuk bergabung dengan seruan untuk gencatan senjata dalam perang paling mematikan di Gaza. Namun, masalah muncul setelah Met Gala yang digelar 6 Mei lalu.
Asal Muasal Kampanye Blockout 2024
Mengutip BuzzFeed, kampanye seruan memblokir para artis yang bungkam terhadap konflik Israel-Palestina bermula dari unggahan seorang influencer asal Amerika Serikat (AS), Haley Baylee, ketika menghadiri Met Gala.
Saat itu, ia berpose di luar acara mengenakan gaun bunga dan mengunggah video di TikTok dengan statement 'biarkan mereka makan kue'. Ini merupakan penggalan dari kata-kata yang konon diucapkan Ratu Marie Antoinette, istri Louis XVI, sebelum Revolusi Prancis meletus.
Ucapan tersebut dilontarkan ketika sang Ratu diberitahu jika rakyat tidak memiliki roti untuk dimakan. Kalimat 'biarkan mereka makan kue' menjadi simbol sikap yang tak tersentuh terhadap sesama yang tengah kelaparan.
Kecewa dengan selebritas yang gagal menggunakan platform dan pengaruhnya untuk berbicara, pengguna TikTok @ladyfromtheoutside memutuskan untuk memicu gerakan Blockout 2024.
"Sudah waktunya untuk memblokir semua selebritas, influencer, dan sosialita kaya yang tidak menggunakan sumber daya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Kami memberi mereka platform, dan kini waktunya untuk mengambilnya kembali, mengambil views, likes, comments, dan uang kami," ujarnya dalam sebuah video yang telah menembus 2,5 juta tampilan.
Menurutnya, dengan berhenti mengikuti dan bahkan memblokir para selebritas terkenal, serta perusahaan mereka, akan mencegah pemasukan dari iklan. Ini karena para selebritas dunia juga sangat tergantung dengan platform media sosial di era digital seperti saat ini.
Dengan cukup banyak orang yang memboikot selebritas dan produk mereka, kampanye ini bertujuan untuk mempengaruhi pendapatan iklan, penjualan bisnis, keterlibatan, dan banyak lagi. Ia menyebut kampanye Blockout 2024 sebagai digitine atau digital guillotine. Seperti diketahui, guillotine menjadi alat eksekusi yang mengakhiri hidup Louis XVI dan Marie Antoinette saat Revolusi Prancis.
Berbagai pengguna TikTok, Instagram, dan X pun mulai mengedarkan daftar selebritas dan bisnis untuk diblokir. Berikut ini daftar selebritas dunia yang masuk target Blockout 2024 setelah diungkap oleh jurnalis Bisan Owda dan akun @BlockOut2024.
Aktor/Sineas
- Zendaya
- Millie Bobby Brown
- Chris Hemsworth
- Sydney Sweeney
- Timothee Chalamet
- Dwayne Johnson
- Anya Taylor-Joy
- Kevin Hart
- Ryan Gosling
- Gal Gadot
Musisi
- Justin Bieber
- Taylor Swift
- Beyonce
- Rihanna
- Drake
- Selena Gomez
- Shakira
- BTS
- Blackpink
- Jennifer Lopez
- Miley Cyrus
- Lady Gaga
- Olivia Rodrigo
- Jojo Siwa
- Harry Styles
- Lana del Rey
- Jonas Brothers
Selebritas
- Kylie Jenner
- Kim Kardashian
- Kendal Jenner
- Kourtney Kardashian
- Tom Brady
- Hailey Bieber
- Ellen DeGeneres
- Oprah
- Logan Paul
- Haylee Baylee
- Farishta
- Nabela
- James Charles
- Chris Olsen
Efek Kampanye Blockout 2024
Dari sisi efeknya, kampanye ini telah memberi efek kejut yang cukup signifikan bagi para selebritas global di platform media sosial. Kim Kardashian misalnya, yang menghadiri Met Gala, telah kehilangan ratusan ribu pengikut Instagram dalam beberapa hari terakhir, menurut situs analitik Social Blade.
Lalu, musisi global Taylor Swift, yang memilih untuk fokus pada tur ERAS-nya daripada muncul di Met Gala, juga telah mengalami penurunan lebih dari 200.000 pengikut sejak Kamis (9/5).
Meski demikian, belum diketahui secara pasti, apakah gerakan atau kampanye Blockout 2024 bertanggung jawab secara langsung atas penurunan followers media sosial beberapa selebritas, atau ada tren lain yang berperan.
Beberapa pengamat menilai efek dari kampanye ini akan berlangsung singkat. Mengutip The Business Times, Profesor Ilmu Pemerintahan University of Essex Natasha Lindstaedt mengatakan, bahwa terkadang seseorrang membuat keputusan berdasarkan respons emosional terhadap suatu masalah dan memutuskan bahwa jika seorang selebritas tidak berada di sisi yang sama, mereka tidak ingin mengikuti mereka lagi, tetapi ini mungkin hanya respons sementara.
"Fenomena ini dikenal di kalangan akademik sebagai 'slacktivism', yang menggantikan tindakan online berisiko rendah, seperti memposting meme atau menyukai posting, atau memilih untuk berhenti mengikuti bintang favorit, untuk keterlibatan pada aksi politik yang bermakna," kata Lindstaedt.
Alih-alih merespons, para selebritas mungkin merasa lebih bijaksana untuk menunggu reaksi, terutama mengingat sifat sensitif konflik Gaza, yang telah terbukti berbahaya. Artis pemenang Oscar, Susan Sarandon misalnya, ditinggalkan oleh agensinya, Uta, setelah berbicara di sebuah reli pro-Palestina pada November 2023 lalu.
Contoh lainnya, ketika rapper Lizzo mempromosikan penggalangan dana untuk membantu penduduk Palestina, ia dikritik oleh banyak orang. Banyak warganet yang menyerang Lizzo, karena tidak seharusnya ia menggalang donasi, tetapi langsung menggunakan sumber daya miliknya yang melimpah untuk membantu.
Sementara, Asisten Profesor di Indiana University Beth Fossen, menyebut efektivitas dan kekuatan dari Blockout 2024 belum terlihat. Menurutnya, efektivitas gerakan ini tergantung pada selebritas dan apa yang mereka ketahui.
"Jika identitas seorang selebritas adalah benar-benar terikat untuk mempromosikan sesuatu yang merupakan kunci boikot dalam Blockout 2024, maka ini berpotensi memiliki konsekuensi yang sangat serius bagi. Misalnya, bagi beberapa influencer yang mendapatkan ketenaran dengan mempromosikan perdamaian, namun kemudian diam tentang masalah (krisis Gaza) ini, pengikutnya mungkin tidak akan memaafkan," kata Fossen, dilansir dari The Associated Press.