Pembicaraan Rahasia Elon Musk dan Putin Bocor, Terkait Pribadi hingga Geopolitik
Media Amerika Serikat, Wall Street Journal (WSJ), membocorkan percakapan rahasia antara CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang telah berlangsung sejak akhir 2022.
Mengutip beberapa pejabat AS, Eropa, dan Rusia saat ini dan sebelumnya, WSJ melaporkan percakapan antara Putin dan Musk terjadi saat Rusia melancarkan perang brutal terhadap Ukraina, sekutu utama AS. Topiknya berkisar dari bisnis hingga masalah pribadi dan geopolitik.
Dalam satu contoh, Putin menekan Musk untuk mengarahkan SpaceX agar menahan Starlink dari Taiwan sebagai bantuan kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping. Diketahui, Cina merupakan sekutu penting Rusia. . Versi Starlink yang tersedia untuk penggunaan militer disebut StarShield.
Bocoran percakapan tersebut terjadi jelang pemilihan Presiden AS. Elon Musk saat diketahui merupakan megadonor bagi Partai Republik yang mengusut Donald Trump.
Administrator NASA, Bill Nelson, mengatakan masalah itu harus diselidiki. "Jika cerita itu benar bahwa telah terjadi beberapa percakapan antara Elon Musk dan presiden Rusia maka saya pikir itu akan menjadi perhatian, khususnya bagi NASA, bagi Departemen Pertahanan, bagi beberapa badan intelijen," katanya dikutip dari CNBC, Jumat (25/10).
CNBC dilaporkan belum memverifikasi percakapan tersebut secara independen, yang digambarkan oleh Journal sebagai "rahasia yang dipegang erat" bahkan di dalam pemerintahan AS. Namun laporan tersebut menimbulkan pertanyaan baru tentang bagaimana Musk membuat keputusan di perusahaannya yang mempengaruhi geopolitik dan keamanan nasional, seperti di mana dan kapan mengaktifkan teknologi komunikasi satelit Starlink.
Pertanyaan-pertanyaan itu meluas ke cara Musk mengoperasikan jejaring sosial X, yang dimilikinya dan dipimpinnya sebagai CTO.
Seperti yang dilaporkan NBC News sebelumnya, Musk dan SpaceX mengatakan bahwa mereka sepenuhnya mematuhi kontrak Pentagon mereka, dan menolak klaim DPR. SpaceX kemudian berupaya memperoleh kepemilikan mayoritas atas usaha patungan berbasis Starlink yang diminta oleh Taiwan, sebuah proposal yang ditolak oleh negara pulau tersebut, dengan alasan tidak sesuai dengan hukumnya.
Saat ini, situs web SpaceX mengatakan bahwa "tanggal layanan belum diketahui saat ini," untuk Starlink di Taiwan bagi pelanggan umum. Musk dan perwakilan untuk X, SpaceX, dan Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pada 2022, pendiri Eurasia Group sekaligus analis politik, Ian Bremmer, menulis bahwa Musk telah berbicara dengan Putin sebelum pemilik X tersebut mengunggah pesan media sosial pada awal Oktober tentang perang Rusia di Ukraina.
Musk telah mengusulkan agar Ukrain menyerahkan Krimea ke Rusia dan agar Kyiv tetap "netral" daripada mencoba bergabung dengan NATO. Ia terus mempromosikan gagasan tersebut melalui X (sebelumnya Twitter) bahwa beberapa warga negara Ukraina lebih suka bergabung dengan Rusia.