Israel Tewaskan 5 Jurnalis Al-Jazeera di Gaza, Tuduh Wartawan Pimpin Hamas
Serangan Israel di Gaza, Palestina pada Minggu (10/8) malam menewaskan tujuh wartawan, termasuk lima dari Al-Jazeera. Israel menuduh jurnalis memimpin Hamas.
Kelima wartawan jurnalis Al-Jazeera yang tewas dalam serangan Israel di dekat Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza di antaranya, koresponden Anas al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh, serta juru kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal dan Moamen Aliwa.
Kelimanya berada di tenda jurnalis di gerbang utama rumah sakit saat Israel menyerang. Tak lama setelah serangan itu, Pasukan Pertahanan Israel atau IDF mengonfirmasi bahwa mereka telah menyerang jurnalis Al-Jazeera Anas al-Sharif. “Ia (Anas al-Sharif) bertugas sebagai pimpinan sel teroris di Hamas,” kata IDF melalui unggahan di telegram, dikutip dari BBC, Senin (11/8).
Pemimpin redaksi Al-Jazeera Mohamed Moawad mengatakan Anas al-Sharif merupakan jurnalis terakreditasi. “Ia menjadi satu-satunya suara bagi dunia untuk mengetahui apa yang terjadi di Jalur Gaza,” kata dia.
Selama perang, Israel tidak mengizinkan jurnalis internasional masuk ke Gaza untuk meliput secara bebas. Oleh karena itu, banyak media mengandalkan reporter lokal di Gaza untuk meliput.
"Mereka menjadi sasaran (serangan) di tenda. Mereka tidak berlindung dari garis depan," kata Moawad. "Faktanya, pemerintah Israel ingin membungkam liputan saluran berita mana pun dari dalam Gaza.”
Moawad menjelaskan Anas al-Sharif mengunggah peringatan tentang serangan bom Israel di Gaza, beberapa saat sebelum meninggal dunia. Informasi ini kemudian dijadikan laporan berita setelah ia dilaporkan meninggal dunia.
Bulan lalu, Jaringan Media Al Jazeera bersama PBB dan Komite Perlindungan Jurnalis atau CPJ mengeluarkan pernyataan terpisah yang menyerukan perlindungan bagi Anas al-Sharif. Menurut CPJ, 186 jurnalis tewas sejak dimulainya serangan militer Israel di Gaza pada Oktober 2023.
