Mengenal Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan Manusia

Dwi Latifatul Fajri
30 Agustus 2021, 14:33
Dampak Pemanasan Global Terhadap Kesehatan Manusia
ANTARA FOTO/REUTERS/Yonhap
Pelajar Korea Selatan menghadiri aksi menuntut aksi atas pemanasan global di Seoul, Korea Selatan, Jumat (27/9.

Bumi adalah planet yang dihuni oleh makhluk hidup, seperti hewan, manusia, tumbuhan, dan mikroorganisme. Planet berwarna biru ini menjadi tempat tinggal untuk bertahan hidup dan mencari makanan.

Namun, pemanasan global membuat ekosistem di bumi tidak seimbang. Hal ini terjadi karena pemanasan global membuat peningkatan suhu di atmosfer.  Berikut dampak pemanasan global terhadap kesehatan manusia.

Perubahan iklim yang terjadi di bumi semakin diperparah dengan pemanasan global. Beberapa tahun terakhir, beberapa daerah sering terjadi fenomena cuaca ekstrem, seperti badai, angin ribut, hujan deras, serta perubahan musim tanam.

Selain itu, ada pula bencana alam, seperti badai tropis, tsunami, banjir, longsor, kekeringan, meningkatnya potensi kebakaran hutan, punahnya berbagai jenis ikan, dan rusaknya terumbu karang.

Kerusakan lingkungan juga berdampak pada meningkatnya penyakit seperti penyebaran penyakit parasitik seperti malaria dan demam berdarah dengue (DBD), serta terjadi peningkatan insiden alergi, penyakit pernafasan dan radang selaput otak (encephalitis). 

Penjelasan Pemanasan Global

Pemanasan global adalah fenomena yang dipicu oleh kegiatan manusia. Kegiatan ini merusak lingkungan karena pemakaian bahan fosil dan kegiatan alih fungsi lahan. Contohnya, gas-gas yang dikeluarkan kendaraan memicu bertambahnya gas karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Fenomena ini disebut juga efek rumah kaca.

Meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi ini terjadi karena radiasi gelombang panjang matahari yang dipancarkan ke bumi oleh gas-gas rumah kaca. Ada enam jenis gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O), hydrofluorocarbon (HFCs), perfluorocarbon (CFCs), sulfur heksa florida (SF6). Gas-gas tersebut berada di atmosfer, terperangkap, dan tidak bisa menyebar.

Penjelasan Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca merupakan istilah yang berhubungan dengan pemanasan global. Pemanasan global yang membuat suhu bumi makin meningkat, terjadi karena gas-gas yang terperangkap di atmosfer bumi.

Disebut efek rumah kaca, karena penggambaran mirip seperti rumah kaca. Bangunan ini biasanya menjadi tempat tanaman yang tersimpan di ruangan kaca. Sehingga pantulan sinar matahari dan benda-benda di dalam rumah kaca terhalang oleh dinding kaca. Hal ini membuat suhu udara di dalam rumah kaca tidak bisa keluar.

Rumah kaca biasanya digunakan untuk budidaya tanaman yang berada di negara empat musim. Fungsinya adalah tempat percobaan biologi dan pertanian. Sinar matahari yang masuk dapat terperangkap di dalam rumah kaca.

Contoh lainnya adalah ketika seseorang berada di dalam mobil yang tertutup dan terkunci. Panas yang masuk melalui kaca mobil hanya sebagian yang dipantulkan keluar. Sementara itu panas lainnya terperangkap di dalam kendaraan. Hal inilah yang membuat suhu di dalam mobil meningkat. Suhu panas didalam mobil bisa lebih tinggi daripada luarnya.

Penyebab Pemanasan Global

Kurang lebih seratus tahun terakhir, terjadi peningkatan suhu di bumi. Pemanasan global terjadi karena emisi gas rumah kaca. Gas-gas ini dihasilkan oleh pembakaran dan penggundulan hutan.

Hutan sebagai produk oksigen terbesar perlahan semakin menyempit. Naiknya suhu di bumi ini berdampak pada perubahan iklim yang ekstrim, mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, sampai punahnya suatu spesies. 

Dari situs kemdikbud.go.id, meningkatnya pemanasan global terjadi karena 25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer. Sebanyak 25% diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.

Panas matahari dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan juga permukaan bumi. Namun, panas matahari ini tidak bisa dipantulkan karena terhalang oleh karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer bumi.

Sebenarnya, karbon dioksida bermanfaat sebagai zat yang dibutuhkan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Namun, menipisnya hutan dan lahan hijau akibat alih fungsi membuat gas karbon dioksida makin bertambah. Faktor penyebab gas karbon dioksida karena gas industri, polusi bahan bakar, dan gas metana yang dihasilkan dari sampah plastik.

Sinar matahari menjadi sumber energi utama yang ada di bumi. Energi yang dihasilkan matahari ini dapat mengubah cahaya ke panas. Panas yang dihasilkan matahari dapat menghangatkan bumi dan pertumbuhan makhluk hidup.

Namun, penumpukan gas karbon dan gas lain membuat sinar matahari terperangkap di bumi. Gas-gas ini dapat menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan ke bumi. Akibatnya, panas tersebut kebanyakan tersimpan di dalam bumi.

Dampak Pemanasan Global

Para ilmuan telah memprediksi perkiraan dan perubahan lingkungan akibat pemanasan global. Pemanasan global berdampak pada cuaca, kenaikan permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan, tumbuhan, serta kesehatan manusia. Berikut dampak pemanasan global:

Cuaca

Akibat pemanasan global, terjadi perubahan cuaca ekstrem pada beberapa wilayah di seluruh dunia. Contohnya, hujan deras terjadi meskipun sudah masuk musim kemarau. Di Indonesia, sering terjadi hujan deras yang mengakibatkan banjir, terutama yang dekat dengan sungai. Berbagai penelitian memprediksi, dalam 30 tahun terakhir akan terjadi pergeseran dari musim hujan ke musim kemarau.

Dampak pemanasan global lainnya adalah perubahan suhu. Badai bisa sering terjadi karena air lebih cepat menguap dari permukaan tanah. Angin akan bertiup lebih kencang bahkan bisa menjadi angin topan dan badai. Angin topan bisa terjadi karena menyerap kekuatan dari penguapan air. 

Naiknya permukaan air laut

Suhu di bumi semakin meningkat membuat hamparan bumi di belahan utara semakin panas. Akan terjadi lapisan es yang mencair dan mengalir ke lautan yang lebih hangat. Penelitian dari Lembaga Survei Antartika (BIA) menunjukkan, lebih dari 1 juta hektare bongkahan es di wilayah bagian barat Antartika atau Kutub Selatan akan meleleh atau pecah. Hal ini membuat naiknya air di permukaan bumi. Pada abad ke-20 air laut akan meningkat 10 sampai 25 sentimeter (cm). Ilmuwan juga memprediksi pada abad ke-21 terjadi peningkatan air laut setinggi 9 hingga 88 sentimeter.

Bahaya dari peningkatan permukaan air laut adalah:

  1. Meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
  2. Perubahan arus laut dan kerusakan tumuhan mangrove (hutan bakau).
  3. Ancaman terhadap kegiatan sosial-ekonomi masyarakat pesisir pantai
  4. Berkurangnya luas daratan atau hilangnya pulau-pulau kecil.

Pertanian

Pemanasan menyebabkan cuaca yang tidak terduga. Hal ini bermanfaat atau merugikan beberapa daerah yang bekerja di bidang pertanian. Contohnya, bagian selatan Kanada akan mendapatkan keuntungan karena curah hujan yang lama untuk pertanian. Sedangkan, pertanian di daerah tropis yang jarang hujan bisa berakibat pada turunnya produksi. Para petani membutuhkan patokan cuaca untuk tanaman mereka. Jika salah prediksi maka hasil panennya akan mengalami kerugian.

Hewan dan tumbuhan

Hewan dan tumbuhan akan terkena dampak pemanasan global. Terlebih untuk hewan liar yang tinggal di hutan. Selain itu, pemanasan global membuat hewan berpindah ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Pembangunan manusia juga merusak spesies dan menghalangi perpindahan hewan.

Spesies hewan tertentu akan berpindah dari utara ke selatan. Perpindahan ini dapat terhalang jika hewan melintasi daerah kota atau pertanian yang sudah mati. Contohnya, migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut, dan pencarian makanan.

Pemanasan global mengakibatkan punahnya jenis flora dan fauna tertentu. Hal ini terjadi karena hewan dan tumbuhan membutuhkan tempat tinggal yang dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, kadar air, dan sumber makanan. Kenaikan suhu bumi mengakibatkan terganggunya siklus air. Kelembaban udara bisa menghambat pertumbuhan tumbuhan. Terumbu karang yang hidup di laut dapat terancam. Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai dapat terancam akibat kerusakan terumbu karang.

Berubahnya cuaca, seperti tekanan udara, suhu, kecepatan, dan arah angin, menyebabkan terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpengaruh pada migrasi ikan. Perpindahan ikan ini akan berdampak pada sektor perikanan.

Berubahnya tempat tinggal memungkinkan terjadinya perubahan terhadap kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu. Hal ini membuat pertumbuhan pertumbuhan dan resistensi organisme berkurang hingga menjadi penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistansinya memungkinkan terjadi wabah penyakit baru.

Kesehatan manusia

Perubahan cuaca ekstrim akibat pemanasan global dapat menimbulkan wabah penyakit. Misalnya,  nyamuk yang membawa mikroorganisme berbahaya yang bisa menular ke manusia. Nyamuk akan berpindah ke tempat yang lain. Nyamuk Anopheles merupakan jenis nyamuk penyebar malaria. Nyamuk ini berkembang pesar di daerah tropis dengan suhu 16 derajat Celcius dan tinggal di ketinggian kurang dari seribu meter.

Saat ini, sebesar 45% penduduk tergigit oleh nyamuk yang membawa parasit. Hal ini terjadi karena perubahan temperatur, kelembaban udara, dan curah hujan yang ekstrim mengakibatkan nyamuk sering berkembang biak.

Selain itu, perubahan temperatur, kelembaban udara, dan curah hujan yang ekstrim mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur sehingga mudah menularkan penyakit. Penyakit di daerah tropis lainnya yang dapat menyebar melalui nyamuk ini, yaitu demam berdarah dengue (DBD), demam kuning, dan chikungunya.

Itulah penjelasan mengenai pemanasan global, dampak negatif pemanasan global terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. 

Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...