Ikigue Nuswantara, Usaha Mencapai Kesejahteraan Diri
Februari jadi salah satu bulan yang dinanti sebab terdapat hari kasih sayang yang dirayakan setiap tanggal 14. Sejak awal bulan hingga menjelang hari valentin, ajakan untuk merayakannya bersama orang terdekat disiarkan di media.
Hari kasih sayang pun jadi selebrasi tahunan industri. Produk dengan label valentine dapat dilihat dengan mudah di toko, pusat perbelanjaan, atau mal.
Di tengah situasi itu, Ikigue Nuswantara justru memaknai ulang hari valentin di Festival Cinta yang berlangsung Sabtu (19/02) lalu. Peserta festival diajak mencintai diri sendiri saat hari kasih sayang. Mereka belajar mengenal diri lewat sesi yang dibuat untuk menyelaraskan badan, pikiran, dan jiwa.
Menurut Lidia Wati, Festival Cinta merupakan acara besar kedua yang dibuat Ikigue Nuswantara setelah YogArt tahun lalu. Psikolog yang juga penggagas Ikigue Nuswantara ini mengatakan kegiatan selanjutnya yakni kompetisi dan penghargaan video pendek kategori film dan stand up comedy. “Baru ada tiga acara karena Ikigue Nuswantara baru terbentuk akhir tahun lalu sekitar bulan November,” ujarnya.
Lidia menjelaskan, nama Ikigue Nuswantara diambil dari kata ikigai, nilai dalam filosofi Jepang yang dapat membuat orang berumur panjang. “Tapi kami mau lebih ke ke diri sendiri. Apa sih yang bisa kita lakukan dengan diri kita sendiri. Jadi pakai Ikigue. Kalau Nuswantara berhubungan dengan kayanya budaya negara kita. Jadi ingin membawa proud bahwa kita memiliki modal untuk sejahtera,” katanya.
Saat ini, pengurus utama Ikigue Nuswantara terdiri dari Lidia Wati dan Frieda Yotaliana Treurini. Serupa dengan Lidia, Frieda juga jadi penggagas Ikigue Nuswantara. Mereka berbagi tugas berdasarkan kemampuan masing-masing. Lidia berperan sebagai konsultan yang menyinergikan satu hal dengan lainnya untuk program. Sementara Frieda mengurusi aspek jaringan sebab memiliki koneksi yang luas, termasuk dengan komunitas Yoga Gembira dan Omah Petroek.
Ikigue Nuswantara dibentuk dengan semangat ingin mengedukasi masyarakat bahwa ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk mencapai kesehatan mental yang baik. “Dalam perjalanan kami, isu kesehatan mental itu bisa tercapai dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan pendekatan psikologi, ada juga yang lebih kuat di aspek aktivitas fisik. Ada juga yang lebih ke spiritual,” kata Lidia.
Misi untuk memberikan psikoedukasi kepada masyarakat tentang pencapaian kesejahteraan diri lantas dikawinkan dengan kayanya kebudayaan Indonesia. “Frieda memiliki ketertarikan dengan kebudayaan Indonesia. Kami kemudian berpikir sebetulnya banyak sekali yang bisa kita integrasikan untuk mencapai kesejahteraan diri. Nah berangkat dari situ muncul ide Ikigue Nuswantara,” ujar Lidia.
Lidia pun berharap misi yang dibawa Ikigue Nuswantara semakin didengar banyak orang. Ia juga ingin agar semakin banyak orang yang bergabung dalam program Ikigue Nuswantara, termasuk Festival Cinta yang rencananya diadakan setiap tahun.
“Dalam kegiatan-kegiatan itu kami menggunakan beragam pendekatan mulai dari dialog agama juga kebudayaan Indonesia. Harapannya, semakin banyak yang mendengar ini artinya semakin banyak lagi orang yang bisa memahami bahwa untuk mencapai kesejahteraan diri itu bisa dicapai dengan lintas dialog, budaya, serta kegiatan,” ujarnya.