Jaga Ekosistem Pantai, Masyarakat Diimbau Jaga Hutan Bakau
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta masyarakat menjaga kelestarian hutan bakau (mangrove) dan terumbu karang untuk keberlanjutan lingkungan. Permintaan itu disampaikan dalam kunjungan kerja di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Susi meminta masyarakat tidak melakukan penebangan mangrove guna menjaga ketersediaan air tawar dan menjaga ekosistem pantai. Hilangnya tanaman magrove bisa menyebabkan abrasi yang mengakibatkan air laut menyusut.
“Nanti kalau pohon besar habis, air laut tidak ada lagi,” kata Susi dalam keterangan resmi dari Sulawesi Tengah, Rabu (16/5). (Baca : Susi Dorong Pengusaha Patuhi Prosedur Izin Ekspor Perikanan ke Eropa)
Punahnya mangrove juga dapat mengakibatkan penyakit malaria dan demam berdarah karena nyamuk dan serangga lain kehilangan habitat. Selain itu, bakau merupakan tempat perlindungan yang aman bagi ikan, udang, dan berbagai hewan laut untuk berkembang biak.
Selain magrove, dia juga meminta masyarakat melindungi terumbu karang dengan tidak melakukan pengeboman ikan dan pengambilan terumbu karang untuk diperjualbelikan. Pasalnya, ketika dia mengunjungi Pulau Bakakan Kecil, dia menemukan banyak karang yang hancur, dan tidak ada lagi karang hidup. Karenanya dia meminta nelayan berhenti melakukan penangkapan ikan dengan bom atau bahan kimia lainnya.
(Baca Juga : KKP Dorong Investasi Perikanan)
Bupati Banggai Laut Wenny Bukamo menyebutkan 94% wilayah Banggai Laut terdiri dari lautan, sehingga laut adalah masa depan masyarakat sekitar. "Saya berharap bantuan dari pemerintah pusat ini digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan,” ujar Wenny.
Nelayan juga menyampaikan apresiasi atas bantuan 2 cold storage yang diberikan KKP. Harga ikan pun akan stabil karena tidak ada permainan oleh tengkulak.