ITS Kembangkan Robot Ventilator Seharga Rp 20 Juta untuk Hadapi Corona

Ameidyo Daud Nasution
7 April 2020, 20:51
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mochamad Ashari (kanan) bersama Ketua Tim peneliti Aulia MT Nasution (kiri) melihat mesin pompa udara (ventilator) saat diuji coba di Gedung Pusat Robotika ITS, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/4/2020).
ANTARA FOTO/Moch Asim/foc.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mochamad Ashari (kanan) bersama Ketua Tim peneliti Aulia MT Nasution (kiri) melihat robot ventilator saat diuji coba di Gedung Pusat Robotika ITS, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/4/2020).

Berbagai solusi untuk menuntaskan masalah virus corona Covid-19 ditempuh oleh sejumlah institusi pendidikan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuat robot ventilator untuk membantu tim medis menangani pasien Covid-19.

ITS bahkan berani membanderol harga robot alat bantu pernapasan itu dengan harga Rp 20 juta per unit atau jauh lebih murah dari harga pasaran yakni Rp 800 juta. Robot ini dikembangkan ITS bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga bersama RSUD dr Soetomo.

“Robot ini diharapkan dapat mengatasi masalah terbatasnya alat ventilator yang ada di Indonesia,” ujar Rektor ITS Prof Mochamad Ashari saat peluncuran robot tersebut di kampus ITS Surabaya, Selasa (7/4).

(Baca: Kandidat Vaksin Covid-19 yang Didanai Bill Gates Diuji Coba ke Manusia)

Robot ini dikembangkan dengan basis sistem mekanik dan beberapa spesifikasi lain dari Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sedangkan sistem elektronik dan monitoring dibuat sendiri oleh ITS.

Ventilator tersebut juga punya berbagai fitur yang biasa digunakan seperti respiration rate, inspiration/expiration ratio, tidal volume, peak inspiration pressure (PIP), dan positive end expiratory pressure (PEEP).

“Dikembangkan bersandar ketersediaan komponen dengan pertimbangan kemudahan fabrikasi untuk memenuhi jumlah ventilator,” kata Ashari.

Dalam pengembangannya, ITS juga didampingi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya. Ini agar pekerjaannya sesuai standar kebutuhan medis untuk segera diproduksi massal. “Tinggal melalui uji kelaikan dan bisa beroperasi 2x24 jam,” katanya.

Ketua Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS Dr Auia MT Nasution menjelaskan perbedaan robot dengan ventilator lainnya adalah desain yang mudah dipindahkan. Selain itu alat ini bisa diproduksi dengan lebih cepat.

“Kendalanya mungkin hanya ketersediaan bahan baku,” kata Aulia.

Sedangkan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi pengembangan alat bantu napas dari ITS ini. Ia juga berjanji Pemerintah Provinsi Jatim akan membantu agar robot dapat dimanfaatkan masyarakat.

“Harapan saya dapat memberi efisiensi dalam penanganan Covid-19 saat ini,” kata Emil.

(Baca: 50% ICU RS Pemerintah Tanpa Ventilator, Erick Akan Cari ke Ujung Dunia)

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...