Jaga Daya Beli, Jokowi Minta Padat Karya Tunai Naik Lima Kali Lipat
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh kementerian/lembaga memperbanyak program padat karya tunai, hingga lima kali lipat.
“Kalau biasanya buat 10, ya sekarang harus buat 50, paling tidak lima kali. Kalau hanya normal-normal saja ya tidak akan ada tendangannya,” ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (7/4).
Menurut Jokowi, penambahan padat karya tunai bisa dikaitkan dengan berbagai program lainnya yang ada di kementerian/lembaga. Ia mencontohkan, adanya program di Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian yang sejalan dengan program padat karya tunai.
Padat karya tunai juga ia lihat bisa diterapkan pada program-program yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian BUMN.
Ia menilai, penambahan program padat karya tunai ini penting untuk dijalankan, terlebih dengan situasi yang tidak normal dan sulit karena adanya wabah virus corona seperti saat ini. Sebab, program padat karya tunai dapat menjaga daya beli masyarakat di pedesaan, serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di desa.
“Oleh sebab itu, memperbanyak program-program padat karya tunai adalah menjadi kewajiban semua kementerian/lembaga dan daerah,” kata Jokowi.
(Baca: Menebar Bantuan Tunai di Masa Ekonomi Sulit Pandemi Corona)
Lebih lanjut, Jokowi menilai program padat karya tunai bisa dilakukan secara masif dan cepat lewat skema dana desa. Hanya saja, ia menilai penyaluran dana desa hingga saat ini masih minim.
Ia mencatat, dana desa yang disalurkan baru sebesar Rp 9,3 triliun atau 32% hingga akhir Maret 2020. Padahal, pemerintah sebelumnya menargetkan dana desa yang bisa disalurkan pada tahap pertama ini mencapai Rp 28 triliun.
“Artinya kalau dari total (dana desa) Rp 72 triliun, baru 13%, masih kecil sekali,” kata Jokowi
Dia pun meminta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi membuat pedoman agar program padat karya tunai bisa masif dan tepat sasaran. Menurutnya program padat karya tunai harus menyasar kepada keluarga miskin, pengangguran, dan setengah pengangguran.
Dengan demikian, Jokowi berharap dana program padat karya tunai dapat menjadi upah kerja mereka setiap hari. Jika penyaluran harian tidak bisa dilakukan, maka bisa disalurkan satu minggu.
Selain itu, ia mengingatkan agar pelaksanaan program padat karya tunai dapat menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini dilakukan dengan tetap menjaga jarak dan memakai masker.
“Sehingga pelaksanaan program padat karya tunai tidak menganggu upaya kita dalam memutus rantai penyebaran Covid-19,” katanya.
(Baca: Pandemi Corona, Jokowi Tambah Dana di Kartu Sembako jadi Rp 200 Ribu)